Reema Dodin, Keturunan Palestina-Amerika Pertama di Gedung Putih

Jumat, 27 November 2020 20:02 WIB

Reema Dodin, perempuan keturunan Palestina-Amerika. Sumber: YouTube/gulfnews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden memperlihatkan sinyalemen akan menunjuk Reema Dodin, perempuan berdarah Palestina – Amerika Serikat (AS) untuk menduduki sebuah jabatan kunci di Gedung Putih. Hal itu langsung menimbulkan kontroversi politik di Israel.

Biden mengumumkan penunjukkan itu pada Senin, 23 November 2020. Ketika itu, Biden mengatakan Dodim akan menjabat satu dari dua jabatan wakil direktur dari tim legislatif luar negerinya, yang bertugas membantu menentukan kebijakan-kebijakan presiden.

Dodin sebelumnya orang dalam di pemerintah AS. Penunjukkanya menjadi bukti perwujudan janji kampanye Biden yang tertuang dalam Rencana Kemitraan dengan komunitas Arab - Amerika setebal enam halaman. Rencana Kemitraan itu dipublikasi pada Agustus 2020, dimana Biden berjanji mencabut larangan umat Islam masuk AS dan akan mengakui hak-hak warga Arab-Amerika.

“Masyarakat Amerika sangat ingin pemerintahan kami mulai bekerja dan penunjukan hari ini akan membantu meningkatkan agenda kami serta memastikan setiap warga Amerika mendapat kesempatan yang adil,” kata Biden.

Joe Biden saat berkampanye secara drive-in di Heinz Field in Pittsburgh, Pennsylvania, 2 November 2020. REUTERS/Kevin Lamarque

Advertising
Advertising

Situs gulfnews.com menuliskan Dodin adalah keturunan Yordania – Amerika, namun akar keluarganya dari Palestina. Jika tidak ada aral melintang, pada Januari 2021 nanti dia bakal menduduki jabatan Wakil Direktur Gedung Putih bidang legislatif. Jabatan ini mentasbihkannya sebagai perempuan Arab –Amerika pertama yang menduduki posisi kunci ini atau perempuan Palestina – Amerika yang pernah mengabdi di jajaran pejabat eksekutif Presiden AS.

Dodin saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf dan Direktur lantai Senat Partai Demokrat Dick Durbin. Dia pernah pula menjabat sebagai Konsul Senat Durbin dan direktur penelitian.

Jabatan lain yang pernah diembannya adalah ajudan Subkomite Kehakiman bidang HAM dan Hukum.

Dodin lahir di North Carolina, AS, dari pasangan Bajis dan Samia Dodin, yang keturunan Yordania-Palestina. Orang tua Dodim merantau dari Durea, Hebron, Tepi Barat, Palestina pada 1960-an.

Kakek Dodin, Mustafa Dodin, pernah menjabat sebagai Menteri Sosial di Yordania dan penah terlibat dalam negosiasi damai Israel-Palestina pada 1970-an.

Dodin merampungkan kuliah S1 di Universitas California, AS, jurusan ilmu politik dan ekonomi pada 2002. Selama menempuh pendidikan, dia pernah berpartisipasi dalam kegiatan pro-Palestina.

Dua tahun setelah lulus, Dodin magang di kantor balai kota Dick Durbin, AS. Pada saat yang sama, dia mendapatkan gelar doktor bidang hukum dari Universitas Illinois di Urbana–Champaign, AS.

Di panggung politik AS, Dodin diketahui pernah menjadi relawan dalam kampanye Presiden Barack Obama 2008 dan kampanye presiden Hillary Clinton pada 2016.

Sumber: https://www.arabnews.com/node/1768376/world

https://gulfnews.com/world/mena/reema-dodin-becomes-first-palestinian-american-deputy-director-of-white-house-office-of-legislative-affairs-1.75516915

Berita terkait

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

18 menit lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

6 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

7 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

7 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

8 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

8 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

9 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

9 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

10 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya