Singapura Berharap Bisa Cetak Pertumbuhan Ekonomi 2021
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Senin, 23 November 2020 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perekonomian Singapura hanya sedikit terkontraksi pada kuartal ketiga 2020, dari yang diperkirakan sebelumnya. Kondisi itu terjadi setelah Singapura secara bertahap melonggarkan lockdown untuk menekan penyebaran Covid-19.
Otoritas Singapura berharap negara itu bisa bangkit dan mencetak angka pertumbuhan ekonomi pada tahun depan setelah mengalami resesi.
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura pada Senin, 23 November 2020 melaporkan SGDP Singapura year-on-year pada kuartal ketiga year-on-year turun 5,8 persen. Angka itu lebih baik dari perkiraan pemerintah yang memperkirakan bakal ada penurunan 7 persen.
Singapura sekarang ini memperkirakan GDP untuk setahun penuh akan terkontraksi sekitar 6,5 persen dan 6 persen, di mana proyeksi sebelumnya diperkirakan ada sebuah penurunan 5 persen sampai 7 persen. Singapura masih menghadapi penurunan ekonomi terbesar dalam sejarah negara itu. Pada tahun depan, ekonomi Singapura diperkirakan tumbuh 4 persen – 6 persen.
“Pemulihan ekonomi Singapura pada tahun depan diperkirakan pulih bertahap, namun itu akan tergantung pada seberapa besar kinerja ekonomi global dan apakah Singapura mampu terus mengatasi serta mengendalikan Covid-19 di dalam negeri,” demikian keterangan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura.
Pada tiga bulan ekonomi Singapura tumbuh 9,2 persen secara musiman. Namun pada kuartal kedua ada kontraksi sampai 13,2 persen. Situasi ini memperlihatkan adanya kebangkitan untuk mengakhiri resesi teknis mengikuti kontraksi di dua kuartal sebelumnya.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-singapore-economy-gdp-idUSKBN283017