Pelantikan Joe Biden Sebagai Presiden Amerika Diprediksi Lebih Sederhana

Senin, 23 November 2020 13:30 WIB

Joe Biden menggendong cucunya saat selebrasi kemenangan pada Pemilu 2020 di hadapan para pendukungnya, di Wilmington, Delaware, AS, 7 November 2020. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah-langkah hukum inkumben Donald Trump tidak menghalangi Presiden Amerika Terpilih Joe Biden untuk mulai merancang inagurasi atau pelantikannya. Menurut Kepala Staf Kepresidenan yang baru, Ron Klain, inagurasi Joe Biden kemungkinan akan lebih sederhana dan kecil dibandingkan versi presiden-presiden sebelumnya.

Dilansir dari Reuters, pandemi COVID-19 menjadi faktor utama yang membuat tim Joe Biden membayangkan pelantikan sederhana. Mereka khawatir perayaan inagurasi besar-besaran malah akan menambah jumlah kasus COVID-19 di Amerika. Per berita ini ditulis, ada 12,5 juta kasus dan 200 ribu lebih kematian akibat COVID-19 di Amerika.

"Menurut saya jelas saja inagurasi kali ini tidak akan sama dengan inagurasi sebelumnya. Tentu kami ingin ada perayaan karena (inagurasi) ini memang perayaan. Walau begitu, kami ingin inagurasi berjalan seaman mungkin," ujar Ron Klain, Senin, 23 November 2020.

Dilansir dari New York Times, tim Joe Biden menimbang inagurasi yang menggabungkan acara virtual serta fisik. Dengan begitu, banyak warga tetap bisa merasakan meriahnya tradisi inagurasi tanpa harus membahayakan diri mereka. Adapun langkah tersebut pernah dipakai dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat.



Apabila mengacu pada inagurasi sebelumnya, event itu selalu digelar di Capitol Hill, Washington DC. Di sana, warga-warga Amerika akan berkumpul untuk mendengarkan pembacaan sumpah dan pidato pertama Presiden Amerika baru yang dilantik.

Setelah pembacaan pidato, penonton inagurasi biasanya akan berpesta dan mengawal parade presiden terpilih ke Gedung Putih. Presiden-presiden Amerika sebelumnya, serta anggota legislatif, juga ikut dalam perayaan tersebut.

Ron Klain memprediksi perayaan akan berlangsung meriah sekali apabila tidak diatur sejak sekarang. Ia mengacu pada aksi warga Amerika berbondong-bondong turun ke jalan untuk merayakan kemenangan Joe Biden di Pilpres Amerika awal November lalu.

"Kami tahu warga pasti inginnya ini dirayakan secara meriah," ujar Ron Klain, dikutip dari Reuters.



Saat ini, rekor perayaan inagurasi terbesar masih dipegang oleh Barack Obama. Ketika ia dilantik untuk pertama kalinya sebagai Presiden Amerika, 1,8 juta warga Amerika hadir di inagurasinya.

Di pelantikan periode kedua, jumlahnya berkurang drastis. Kurang lebih nyaris separuhnya. Walau begitu, capaian Barack Obama di periode kedua tetap jauh lebih besar dibandingkan pesaing terdekatnya, Bill Clinton. Ketika Bill Clinton dilantik pada tahun 1993, 800 ribu warga Amerika hadir di sana.

Donald Trump, dengan gaya khasnya, sempat mengklaim pelantikannya lah yang terbesar. Namun, mengacu pada pantauan pakar dan citra fotografi, jumlah peserta inagurasi Donald Trump tidak sampai separuh dari inagurasi pertama Barack Obama. Pakar Sains dari Manchster Metropolitan University di Inggris, Keith Setill, menyebut hanya ada 300-600 ribu peserta pada inagurasi Trump.

ISTMAN MP | REUTERS | NY TIMES | VOX

https://www.reuters.com/article/us-usa-biden-inauguration-idUSKBN2820LG

https://www.nytimes.com/2020/11/22/us/politics/biden-antony-blinken-secretary-of-state.html?action=click&module=Top%20Stories&pgtype=Homepage

https://www.vox.com/policy-and-politics/2017/1/24/14354036/crowds-presidential-inaugurations-trump-average


Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

11 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

12 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

4 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

4 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

5 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

6 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya