KTT G20 Bakal Bahas Pandemi Covid-19

Sabtu, 21 November 2020 19:00 WIB

Presiden Turki Tayyip Erdogan didampingi beberapa pejabat mengikuti forum KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Huber Mansion, Istanbul, Turki, 26 Maret 2020. Presidential Press Office/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemimpin dari negara-negara ekonomi terbesar di dunia atau G20 akan melakukan debat pada akhir pekan ini untuk mencari cara bagaimana menghadapi pandemi Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dampak wabah virus corona telah menyebabkan resesi global dan KTT G20 akan membahas bagaimana proses pemulihan setelah virus corona bisa dikendalikan.

Agenda tingkat tinggi adalah membeli dan mendistribusikan vaksin, obat dan alat tes ke negara-negara miskin yang tidak mampu membiayai hal-hal semacam itu untuk diri mereka sendiri. Rencananya pada Sabtu, 21 November 2020, Uni Eropa akan mendesak G20 agar mengucurkan investasi sebesar USD 4,5 miliar untuk membantu negara-negara miskin.

“Tema utama akan membahas upaya meningkatkan kerja sama global untuk menyasar pandemi,” kata seorang pejabat senior, yang ikut berpartisipasi dalam KTT G20 selama dua hari.

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika Serikat mewakili beberapa dari 200 ribu nyawa yang telah hilang di negara itu dalam pandemi penyakit virus corona 2019 (Covid-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts/aww/cfo (REUTERS/JOSHUA ROBERTS)

KTT G20 tahun ini diselenggarakan secara virtual karena pandemi virus corona. Arab Saudi menjadi tuan rumah dalam pertemuan ini. Untuk mempersiapkan masa yang akan datang, Uni Eropa akan mengajukan sebuah pakta terkait pandemi ini.

Advertising
Advertising

“Sebuah pakta internasional akan membantu kita agar lebih cepat merespon dan lebih berkoordinasi,” kata ketua delegasi Uni Eropa di G20, Charles Michel.

Dana Moneter Internasonal dalam sebuah laporan untuk G20 menyebut setelah perekonomian global pulih dari krisis pada awal 2020 lalu, ada momentum melambat di beberapa negara yang angka positif Covid-19-nya kembali tinggi. Pemulihan wabah Covid-19 belum merata dan pandemi tampaknya akan meninggalkan luka dalam.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan negara-negara miskin dan punya utang yang besar di negara-negara berkembang terancam mengalami kelaparan dan penderitaan yang tak terkatakan.

Sebuah rancangan komunike bersama G20 memperlihatkan, untuk mengatasi hal ini, G20 diharapkan mendukung sebuah rencana memperpanjang moratorium pembayaran utang pada negara-negara berkembang mulai enam bulan sampai pertengahan 2021 dengan kemungkinan diperpanjang.

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-g20-saudi/g20-to-discuss-post-pandemic-world-back-debt-relief-idUSKBN28102K?il=0

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya