Oposisi Myanmar Minta Pemilu 2020 Diulang

Rabu, 11 November 2020 21:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kubu oposisi Myanmar, Partai Solidaritas dan Pembangunan (USDP), pada Rabu, 10 November 2020, menyatakan tidak akan mengakui pemilu negara itu yang digelar awal pekan ini. USDP, yang didukung oleh militer Myanmar, meminta otoritas agar mengulang pemilu.

Dalam sebuah konferensi pers, USDP mengatakan pemilu telah dilakukan secara tidak adil dan USDP telah meminta komisi pemilihan umum agar melakukan pemilu ulang.

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]

Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD), yang dipimpin oleh pemenang Nobel bidang perdamaian Aung San Suu Kyi, unggul dalam pemilu Myanmar 2020 berdasarkan perhitungan sementara. Namun partai berkuasa di Myanmar itu, secara keseluruhan sudah mengklaim kemenangan, meski pun belum resmi mendeklarasikannya.

Advertising
Advertising

Masyarakat Myanmar pada Minggu, 8 November 2020, memberikan hak suara mereka untuk menentukan pemimpin negara itu lima tahun ke depan. NLD sangat yakin sudah menang besar dalam pemilu 2020 ini.

Pemilu Myanmar di gelar di tengah pandemi virus corona dan menandai pemilu kedua yang diikuti oleh NLD di bawah konstitusi saat ini. NLD pimpinan Suu Kyi itu, memenangkan pemilu pada 2015 sebelum mengambil alih pemerintahan pada tahun berikutnya.

Sekarang ini NLD berharap bisa mempertahankan dua pertiga suara mayoritas dari total 500 suara yang diperebutkan di majelis rendah dan majelis tinggi. Mendapatkan suara mayoritas di parlemen saat penting karena konstitusi Myanmar mengizinkan militer untuk mempertahankan 25 persen kursi mereka di majelis rendah dan majelis tinggi.

Perhitungan suara akhir dalam pemilu Myanmar 2020 kemungkinan bisa memakan waktu berhari-hari. Anggota parlemen yang terpilih, baik di majelis rendah dan majelis tinggi, nantinya akan memilih Presiden Myanmar yang baru.

Sumber: https://www.asiaone.com/asia/myanmar-opposition-party-says-it-will-not-recognise-election

https://asia.nikkei.com/Politics/Myanmar-election/Myanmar-election-latest-Military-linked-opposition-rejects-unfair-results

Berita terkait

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

57 menit lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

1 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

2 jam lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

2 jam lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

8 jam lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

1 hari lalu

2 Alasan PPP Belum Putuskan Sikap soal Oposisi atau Koalisi

Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Mardiono mengungkap alasan partainya belum memutuskan sikap terhadapan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

3 hari lalu

Junimart Minta Seleksi Petugas Badan Adhoc Pilkada Dilakukan Terbuka

Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Junimart Girsang mengatakan, badan Adhoc Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), harus diseleksi lebih ketat dan terbuka untuk menghindari politik transaksional.

Baca Selengkapnya

Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

3 hari lalu

Seberapa Siap PDIP Jadi Oposisi? Berikut Pernyataan Beberapa Tokoh PDI Perjuangan

Hasto Kristiyanto dan Ahmad Basarah menyatakan bahwa PDIP siap menjadi oposisi sesuai arahan ketua partai. Bagaimana sikap PDIP ke depannya?

Baca Selengkapnya