Senjata Api Menemani Jalannya Penghitungan Suara Pemilu AS

Sabtu, 7 November 2020 18:00 WIB

Seorang demonstran perempuan pendukung Donald Trump membawa senjata dalam protes sehari setelah Hari Pemilihan, di Portland, Oregon, AS, 4 November 2020. Sejumlah pendukung Trump terlihat membawa senjata api ke publik dalam aksi memprotes penghitungan suara pemilu. REUTERS/Goran Tomasevic

TEMPO.CO, Jakarta - Empat hari berlalu sejak Pemilu AS ditutup, proses penghitungan suara belum menunjukkan tanda usai. Gugatan dari Donald Trump plus surat suara yang belum dihitung membuat proses itu berjalan lamai. Rakyat Amerika dibuat gelisah hingga mereka turun ke jalan untuk mengawal jalannya penghitungan suara. Beberapa di antaranya bahkan hadir sambil menenteng senjata api.

Fenomena pengunjuk rasa bersenjata api menjadi sorotan dalam proses penghitungan suara Pemilu AS saat ini. Walau jumlah mereka tidak signifikan dan tidak ada korban, sejumlah pengamat mengkhawatirkan faktor keamanan di balik hal tersebut. Apalagi, senjata api yang dibawa tidak hanya pistol, tetapi juga shotguns atau senapan laras panjang dengan standar militer. Mereka khawatir hal itu menjadi kebiasaan.

"Semakin lama, orang-orang memandang hal itu (keberadaan senjata api di antara mereka) sebagai hal yang normal. Sebenarnya tidak. Tidak ada yang normal dari hal tersebut," ujar Cynthia Miller-Idriss, Professor American University yang mengajar ekstrimisme, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu, 7 November 2020.

Pendemo perempuan terlihat membawa senapan di luar TCF Center saat pendukung Donald Trump berunjuk rasa ketika suara terus dihitung setelah pemilihan presiden AS 2020, di Detroit, Michigan, AS, 6 November 2020. Kubu Trump telah melontarkan pernyataan yang menuduh terjadi kecurangan dalam Pemilu. REUTERS/Shannon Stapleton


Pantauan lapangan menunjukkan para warga bersenjata api tersebut muncul di negara-negara bagian yang penghitungannya belum usai. Beberapa di antaranya adalah Pennsylvania, North Carolina, Georgia, Nevada, dan Arizona. Mereka bersiaga di depan kantor penghitungan suara, menanti hasil final untuk tahu siapa yang menang, apakah Donald Trump atau Joe Biden.

Para panitia penghitungan suara mengaku khawatir dengan keberadaan mereka. Sekali saja terjadi kerusuhan, keberadaan senjata api itu dianggap mereka bisa memicu situasi yang tidak diinginkan. Apalagi, tensi penghitungan suara kali ini sangat tinggi akibat perbeadaan suara yang begitu tipis plus klaim Donald Trump bahwa telah terjadi kecurangan.

Di Phoenix, Arizona, misalnya, kurang lebih ada 100 supporter Donald Trump yang berkumpul di depan kantor penghitungan suara. Di antara mereka, ada beberapa yang membawa senjata api. Mereka menyakini telah terjadi kecurangan, persis seperti yang dikatakan Donald Trump. Oleh karenanya, mereka menuntut para panitia penghitungan suara ditahan.

"Ketika nanti kami mengaudit proses penghitungan suara ini, kecurangan mereka akan terungkap," klaim aktivis konservatif, Charlie Kirk, di Phoenix.

Para pengunjuk rasa yang merupakan pendukung Donald Trump membawa spanduk selama aksi protes sehari setelah Pemilu AS, di Portland, Oregon, AS, 4 November 2020. REUTERS/Goran Tomasevic


Situasi serupa terjadi di Detroit, Michigan. Di sana, para pendukung Donald Trump berkumpul untuk mendesak penghitungan ulang. Di antara mereka, ada yang membawa senjata juga. Khawatir tidak aman, aparat di Detroit sampai meminta perkantoran untuk tutup dulu di masa penghitungan suara.

Pemerintah Negara Bagian Michigan, Oktober lalu, sempat mencoba mengeluarkan kebijakan untuk melarang keberadaan senjata api di lokasi Pemilu AS. Namun, kebijakan tersebut tertahan di Pengadilan Negara Bagian.

"Para pemilih di Michigan berhak untuk memilih dengan aman dan bebas dari intimidasi saat Pemilu AS digelar. Keberadaan senjata api bertentangan dengan semangat demokrasi yang berlaku," ujar Jaksa Agung Negara Bagian Michigan, Dana Nessel.

Ketika Pemilu AS belum digelar, keberadaan senjata api di antara demonstran sudah terjadi. Kasusnya mulai muncul sejak pembatasan sosial COVID-19 diberlakukan di Amerika. Beberapa kelompok konservatif, dengan bangga, membawa senjata api dengan klaim mengawal perkantoran yang dipaksa tutup untuk pengendalian COVID-19.

Hal itu menjadi salah satu isu penting dalam kampanye Joe Biden. Dalam janji kampanyenya, ia berkomitmen memperbaiki aturan kepemilikan senjata api agar tidak ada kepemilikan dan penggunaan yang tidak bertanggung jawab. Peran produsen senjata pun akan diperbesar dalam menangani dampak barang-barang produksi mereka.

ISTMAN MP | AL JAZEERA

https://www.aljazeera.com/news/2020/11/7/increasingly-normal-guns-seen-outside-vote-counting-centres


Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

11 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

12 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

2 hari lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

2 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

4 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

4 hari lalu

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala dalam Mobil Alphard di sebuah rumah Mampang. Polisi sebut sebagai bunuh diri.

Baca Selengkapnya