Oposisi Minta PM Boris Johnson Terapkan Lockdown Nasional Covid-19
Rabu, 14 Oktober 2020 12:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi dari Partai Buruh, Keir Starmer, meminta penerapan lockdown atau karantina wilayah kepada Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, terkait penyebaran pandemi Covid-19.
Starmer mengatakan ini adalah sikap oposisi konstruktif terhadap pemerintah untuk menurunkan penyebaran virus Covid-19 atau Corona.
“Rencana pemerintah tidak berhasil. Jalan lain perlu ditempuh. Itu sebabnya, saya meminta penerapan dua atau tiga pekan karantina wilayah di Inggris,” kata Starmer dalam jumpa pers seperti dilansir Reuters pada Selasa, 13 Oktober 2020.
Starmer mengatakan ini tidak berarti penutupan sekolah di Inggris. Namun, penerapan karantina wilayah sementara ini bisa diberlakukan pada saat hari libur nasional sekolah.
Starmer menyebut rencananya ini sebagai bentuk pengorbanan satu negara. Dia menyarankan hanya pekerjaan dan kegiatan perjalanan penting yang diperbolehkan.
Dia juga meminta pembatasan kegiatan antara rumah tangga, dan penutupan seluruh pub, bar, dan restoran dengan kompensasi.
Soal ini, PM Boris Johnson mengatakan dia berupaya menyeimbangkan antara kesehatan publik dan ekonomi. Johnson telah menerapkan tiga level pembatasan di Inggris karena jumlah kasus baru yang tinggi.
Dia menerapkan level medium, tinggi dan sangat tinggi untuk berbagai daerah yang berbeda.
Namun, Starmer mengatakan ekonomi akan menderita jauh lebih lama jika tidak diterapkan lockdown untuk menghentikan penyebaran virus Corona ini.
Boris Johnson mempetimbangkan penerapan lockdown secara nasional jika sistem tiga level pembatasan yang diterapkan ini gagal. Keputusan itu akan dibahas pada akhir pekan depan seperti dilansir Telegraph.
Saat ini, Inggris mencatat ada lebih 635 ribu kasus Covid-19 dengan jumlah korban meninggal sekitar 43 ribu orang. Jumlah kasus baru pada Senin waktu setempat sekitar 13,900 kasus atau naik dari sehari sebelumnya 12,800 kasus.
Sumber