Tim Medis dan Pejabat Beri Keterangan Berbeda Soal Donald Trump Positif COVID-19

Minggu, 4 Oktober 2020 10:17 WIB

Presiden AS Donald Trump turun dari helikopter Marine One diikuti oleh Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows saat dia tiba di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed untuk menjalani perawatan disini setelah ia dinyatakan positif COVID-19 di Bethesda, Maryland, AS, 2 Oktober 2020. REUTERS/Joshua Roberts

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar perawatan Presiden Amerika Donald Trump di Walter Reed National Military Medical Center, Maryland, didera masalah komunikasi. Dalam rentang waktu berdekatan, pada Sabtu kemarin waktu setempat, tim medis dan pejabatnya memberikan keterangan berbeda-beda soal kondisinya pasca dinyatakan tertular COVID-19 (virus Corona).

Dikutip dari Reuters, problem tersebut berawal ketika tim medis Donald Trump menyampaikan perkembangan kondisinya kepada awak media, Sabtu pagi. Dalam kesempatan tersebut, mereka tidak menyampaikan secara detil kondisi Donald Trump selain mengatakan dirinya membaik dan ia sudah mulai berbicara soal kembali ke Gedung Putih.

"Kami semua bangga dengan progress yang Presiden Donald Trump tunjukkan," ujar Dokter Gedung Putih, Sean Conley, pada hari Sabtu kemarin, 3 Oktober 2020.

Beberapa menit kemudian, setelah pernyataan tersebut disampaikan, Kepala Staf Kepresidenan Mark Meadows memberikan pernyataan berbeda. Ia menyampaikan bahwa kondisi Donald Trump mengkhawatirkan dalam 24 jam terakhir.

Mark Meadows melanjutkan, 48 jam ke depan akan sangat berperan dalam menentukan kondisi Donald Trump ke depannya. Oleh karena itu, kata ia, pihaknya belum memiliki gambaran jelas soal estimasi masa pemulihan Donald Trump pasca tertular COVID-19.

Beberapa jam kemudian, Donald Trump mencoba mengklarifikasi pernyataan yang berbeda-beda tersebut. Ia berkata, kondisinya memang membaik, namun belum sepenuhnya pulih. Ia menambahkan, beberapa hari ke depan akan menjadi ujian sesungguhnya baginya mengingat akan ada serangkaian tes dan perawatan yang harus dijalani.

"Beberapa hari ke depan, saya rasa, akan menjadi ujian sesungguhnya. Kita lihat apa yang akan terjadi," ujar Donald Trump menegaskan. Seorang sumber yang enggan disebutkan namanya berkata bahwa Donald Trump tidak senang dengan pernyataan yang disampaikan Mark Meadows.

Menanggapi pernyataan yang berbeda-beda soal kondisi Donald Trump pasca tertular COVID-19, pakar memandang hal itu sebagai bukti ada masalah koordinasi soal penanganan pandemi virus Corona di Amerika. Apa yang terjadi, kata mereka, semakin menunjukkan pemerintah Amerika tidak kredibel dalam menangani pandemi virus Corona.

"Dokter mengatakan satu hal, Gedung Putih menyatakan hal yang lain, dan kemudian keduanya memperbaiki pernyataan mereka. Hal itu hanya memperkuat adalah masalah kredibilitas dengan Pemerintah Amerika," ujar salah satu pakar, Kyle Konik, dari University of Virginia's Center for Politics.

ISTMAN MP | REUTERS

News link:
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-trump/trump-says-next-days-of-covid-19-treatment-will-be-real-test-idUSKBN26O03A?il=0


"

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

8 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

5 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya