Pakar HAM PBB Minta Vonis Hukuman Mati untuk Penyanyi Nigeria Dicabut

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 29 September 2020 07:01 WIB

Markas Dewan Hak Asasi Manusia di PBB di Jenewa, Swiss 20 Juni 2018.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Hak Asasi Manusia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB meminta pemerintah Nigeria untuk membebaskan penyanyi berusia 22 tahun yang dijatuhi hukuman mati karena lagu yang diduga menghujat.

Tim pelapor HAM PBB menilai hukuman itu melanggar hukum internasional.

Yahaya Aminu Sharif telah dijatuhi hukuman mati pada Agustus 2020 oleh pengadilan syariah di Kota Kano, yang merupakan pusat komersil Nigeria, Kota ini berpenduduk mayoritas Muslim di wilayah utara. Sharif terkena kasus ini setelah dia menyanyikan lagu itu dan membagikannya lewat aplikasi WhatsApp.

“Musik bukanlah kejahatan," begitu pernyataan kelompok pelapor PBB seperti Reuters pada Senin, 28 September 2020.

“Penerapan hukuman mati terhadap ekspresi artistik atau untuk berbagi lagu di internet merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum Hak Asasi Manusia internasional, serta konstitusi Nigeria,“ kata Karima Bennoune, seorang pelapor khusus tentang hak budaya.

Advertising
Advertising

Pakar Hak Asasi Manusia menilai Nigeria harus membatalkan hukuman mati dan menjamin keamanan penyanyi itu saat dia mengajukan banding.

Para pengunjuk rasa yang marah dengan lagu itu telah membakar rumah keluarga Sharif pada 4 Maret 2020 lalu.

Juru bicara peradilan negara bagian Kano, yang menjalankan pengadilan syariah dan pengadilan sipil, mengatakan keputusan itu diambil dengan dukungan asas legalitas. Dia mengaku tidak tahu jika Sharif mengajukan banding.

“Jika kami diminta membebaskannya, itu harus melalui prosedur hukum,“ kata juru bicara Baba Jibo Ibrahim.

Dilansir dari Reuters, sistem peradilan Kano telah menjadi sorotan sejak pengadilan syariah yang sama juga menghukum seorang bocah lelaki berusia 13 tahun dengan hukuman 10 tahun penjara pada bulan lalu.

Ini terjadi setelah bocah itu dinyatakan bersalah membuat pernyataan yang dinilai menghujat saat terjadi pertengkaran.

Kepala Auschwitz Memorial Polandia telah menulis surat kepada Presiden Nigeria untuk memintanya mengampuni bocah itu, yang bernama Omar Farouq, dan sekaligus menawarkan diri untuk menjalani sebagian dari masa hukuman penjara yang ditetapkan pengadilan.

FARID NURHAKIM | REUTERS

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-nigeria-crime-blasphemy/music-is-not-a-crime-u-n-experts-urge-nigeria-to-lift-singers-death-sentence-idUSKBN26J1Q3?il=0

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

17 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

19 jam lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

21 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

2 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya