Menjelang Musim Dingin, WHO Prediksi Virus Corona Masih Menyebar

Minggu, 20 September 2020 18:30 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada Jumat, 18 September 2020, memperingatkan virus corona tidak akan kemana-mana. Virus tersebut diprediksi akan menewaskan lagi sekitar 50 ribu orang.

“Ini bukan yang kami inginkan,” kata Mike Ryan, Direktur Eksekutif WHO bidang darurat kesehatan.

Relawan Turki Geocen Muelayim, 55 tahun (kiri), bersama Ural Hassan, 55 tahun, menyiapkan makanan buka puasa Iftar-to-go dari Masjid Wuppertal, untuk mengantarkan makanan kepada Muslim dan non Muslim yang membutuhkan di tengah wabah virus Corona di Wuppertal, Jerman, 29 April 2020.[REUTERS]

Menurut Ryan, masih menjadi sebuah jalan panjang untuk memusnahkan virus corona atau Covid-19. Para pejabat WHO melihat adanya tren kekhawatiran pada kasus-kasus baru virus corona, termasuk pasien yang memenuhi ICU dan dirawat di area utara bumi menyusul masuknya musim dingin.

“Virus corona belum terbakar dan tidak akan terbakar. Virus corona tidak akan ke mana-mana, khususnya negara-negara yang memasuki musim dingin, di mana lebih banyak orang-orang berkumpul dalam ruangan,” kata Ryan.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan ada banyak hal yang harus dikerjakan untuk menghindari peristiwa-peristiwa amplifikasi, menurunkan penyebaran virus corona, melindungi sekolah-sekolah yang mulai dibuka dan melindungi kelompok rentan di masyarakat dari penyakit akut dan kematian.

Pejabat bidang kesehatan di Eropa memperingatkan selama beberapa pekan ke depan kemungkinan ada kenaikan penambahan kasus Covid-19. Lebih dari separuh negara-negara di Eropa melaporkan adanya kenaikan 10 persen atau lebih besar dari itu untuk penambahan kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir. Hans Kluge, direktur WHO wilayah Eropa, pada Kamis, 17 September 2020, mengatakan ada tujuh negara di Eropa telah melihat kenaikan kasus Covid-19 lebih dari dua kali lipat.

Sedangkan di Amerika Serikat, otoritas melaporkan ada rata-rata kenaikan sekitar 39 ribu kasus baru Covid-19 per hari berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. Kasus-kasus Covid-19 naik 5 persen atau lebih secara mingguan di 34 negara bagian, termasuk Ibu Kota Washington D.C. Ada delapan negara bagian di Amerika Serikat yang penambahan kasus virus coronanya sama dengan pekan sebelumnya.

Otoritas kesehatan Amerika Serikat waswas wabah virus corona bisa memburuk mengingat Negara Abang Sam memasuki musim gugur dan dingin. Otoritas kesehatan berulang kali mengingatkan agar masyarakat bersiap memerangi dua virus pada tahun ini, yakni wabah Covid-19 dan flu. Sebelumnya, Anthony Fauci, dokter dan ahli penyakit infeksius, mengatakan penambahan kasus baru virus corona setiap hari di Amerika Serikat bakal sangat tinggi mendekati musim gugur ini.

Sumber: https://www.cnbc.com/2020/09/18/coronavirus-who-says-pandemic-is-killing-about-50000-people-a-week-that-is-not-where-we-want-to-be.html

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

12 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

2 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

3 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

3 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

9 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya