Australia Jajaki Libatkan Mediator Soal Pembayaran Konten Berita di Facebook

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 17 September 2020 16:03 WIB

Di dalam ruang jaringan kampus Google, jaringan serat optik yang menghubungkan situs-situs Google dapat bekerja pada kecepatan lebih dari 200 ribu kali lebih cepat dari pada koneksi Internet rumahan. Google.com

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Australia sedang mengkaji kemungkinan pelibatan mediator untuk menentukan pembayaran oleh perusahaan layanan jejaring sosial Facebook atau perusahaan internet lain seperti Google.

Ini terkait trafik yang muncul dari konten berita yang diunggah pengguna di situ itu. Rencana ini akan terjadi jika Facebook tidak bisa mencapai kesepakatan dengan perusahaan media lokal soal pembayaran trafik dari konten ini.

Namun, manajemen Facebook berkeberatan karena bisa terkena skema pembayaran royalti tanpa batas. Soal ini perwakilan manajemen Facebook belum berkomentar.

Sedangkan manajemen Google setempat mengatakan telah mencapai kesepakatan soal konten dengan sejumlah media di Australia.

Namun, Google mengatakan rancangan undang-undang soal ini, yang sedang dalam proses pembahasan, bisa merugikan layanan mesin pencari itu.

Advertising
Advertising

Ketua Australian Competition and Consumer Commission atau ACCC, yang merupakan regulator untuk persaingan usaha, Rod Sims, mengatakan Australia tidak berencana mengenakan pajak kepada perusahaan teknologi besar.

Australia juga tidak berkeinginan memberi subsidi kepada perusahaan lain terkait isu ini.

“Ini adalah pertanyaan mengenai ketidak-seimbangan kekuatan di pasar dan ini penting bagi masa depan masyarakat kita,” kata Sims seperti dilansir Reuters pada Kamis, 17 September 2020.

Sims menambahkan,”Jika ada market yang kompetitif maka Anda tidak membutuhkan aturan ini.”

Sims mengatakan jika Facebook berhenti membagikan berita di layanan itu agar tidak terkena ketentuan rancangan undang-undang yang sedang dibahas maka perusahaan itu ‘bisa terkena hal lebih buruk’ dalam isu lain.

Pernyataan Sims ini terkait permintaan pemerintah Australia kepada manajemen Facebook untuk membayar konten berita yang muncul di situs jejaring sosial itu dan membawa trafik Internet.

Sumber:

https://www.reuters.com/article/us-australia-media-facebook-regulator/its-their-call-australia-regulator-dares-facebook-to-block-news-content-idUSKBN2680IM?il=0

Berita terkait

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

33 menit lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

2 jam lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

3 jam lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

11 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

20 jam lalu

Izin Operasi Starlink Rampung, Kominfo: Kecil Peluang Masuk Jakarta

Kominfo akhirnya mengizinkan masuknya layanan Starlink ke Indonesia. Bukan untuk kota besar, Starlink didorong masuk ke wilayah terisolir.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

1 hari lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

1 hari lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

2 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

2 hari lalu

10 Negara dengan Paket Internet Termurah, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini deretan negara dengan tarif internet termurah per satu gigabyte, di antaranya Israel dan India yang unggul dengan teknologinya.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

2 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya