Prancis Minta Lebanon Lekas Bangkit Bentuk Pemerintahan

Kamis, 17 September 2020 10:00 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan kerusakan bangunan di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis, 6 Agustus 2020. Akibat ledakan yang dirasakan hingga belasan kilometer ini, sekitar 300.000 orang terpaksa mengungsi karena rumahnya rusak. Thibault Camus Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis menyayangkan Lebanon yang belum bisa membangun sebuah pemerintahan baru setelah pengunduran diri massal pejabat pemerintah setelah terjadinya musibah ledakan di gudang bahan kimia. Prancis pada Rabu, 16 September 2020, menyerukan pada para pejabat yang ada di Lebanon untuk ikut membantu Perdana Menteri Mustapha Adib membentuk sebuah pemerintahan yang sesuai dengan keadaan Lebanon saat ini.

“Ini belum terlambat,” demikian keterangan pemerintahan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendapatkan pengawalan ketika tiba di lokasi ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, Kamis, 6 Agustus 2020. Ledakan yang diduga berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang disimpang di sebuah gudang di kawasan tersebut. Thibault Camus Pool via REUTERS

Menurut Macron, reformasi kabinet sangat dibutuhkan untuk mendorong perekonomian Lebanon kembali ke jalurnya. Reformasi juga diharapkan bisa meredam kemarahan publik atas musibah ledakan bahan kimia pada 4 Agustus 2020, yang menewaskan 191 orang.

Bagi banyak warga Lebanon, musibah itu adalah puncak dari korupsi yang sudah mengakar dan tindakan bodoh di kalangan politikus yang gagal mendirikan fungsi sebuah negara atau menegakkan aturan hukum.

Advertising
Advertising

Presiden Macron sudah dua kali mengunjungi Ibu Kota Beirut sejak musibah terjadi. Macron berharap kedatangannya bisa mencoba membentuk sebuah konsesus kerja untuk mereformasi cara berfikir Pemerintah Lebanon.

Macron dalam kunjungannya sempat menggertak akan menutup pendanaan untuk pemulihan Lebanon dari negara-negara pendonor, jika tidak ada kemajuan yang dibuat.

“Kami akan terus memantau situasi ini dan mengejar orang-orang yang bertanggung jawab di pemerintahan agar memperbaharui desakan kami dalam hal ini,” kata Macron.

Prancis adalah negara yang pernah menjajah Lebanon selama hampir 20 tahun. Perdana Menteri Adib telah berusaha memilih para menteri yang baru sehingga mereka bisa mulai bekerja sesuai peta kerja yang diharapkan Prancis. Sejumlah sumber mengatakan Adib telah berusaha mengubah kendali beberapa menteri setelah banyak dari jabatan menteri itu dipegang oleh fraksi yang sama selama bertahun-tahun.

Sumber: https://www.aljazeera.com/news/2020/09/france-regrets-lebanon-formed-government-200916151321238.html

Berita terkait

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

6 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

15 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

1 hari lalu

Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

1 hari lalu

Emmanuel Macron Mengutuk Unjuk Rasa Mahasiswa Pro-Palestian yang Menutup Paksa Gerbang Kampus

Emmanuel Macron mengutuk blokade oleh demonstran pro-Palesitna yang menutup pintu-pintu gerbang masuk ke universitas.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

4 hari lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

4 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

5 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

9 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

11 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

14 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya