Australia Merasa Tak Bersalah Telah Geledah Rumah Jurnalis Cina

Minggu, 13 September 2020 12:38 WIB

Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton berbicara kepada wartawan di Colombo, Sri Lanka, pada 4 Juni 2019. [CHANNEL NEWS ASIA]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton, membela aksi agensi intelijen pemerintahannya memnggeledah rumah empat jurnalis asal Cina. Menurut Peter Dutton, pemerintahnya memiliki hak untuk melakukan penggeledahan atas alasan intelijen.

"Apabila Organisasi Intelijen Keamanan Australia sudah memiliki cukup alasan dan bukti untuk mengeluarkan izin penggeledahan, maka mereka akan melakukan hal tersebut," ujar Peter Dutton, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 13 September 2020.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Cina mengungkapkan bahwa Pemerintah Australia telah menggeledah rumah empat jurnalis mereka pada Juni lalu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, mengklaim penggeledahan itu dilakukan tanpa izin.

Menurut keterangan Zhao Lijian, Pemerintah Australia menyita laptop, telepon genggam, serta tablet dari rumah jurnalis media Cina yang mereka geledah. Jurnalis terkait juga diminta tutup mulut atas insiden tersebut. Apakah keempat jurnalis asal Cina itu juga diinterogasi atau tidak, Zhao Lijian tidak menyampaikan detilnya.

Pengungkapan penggeledahan itu sendiri menyusul berita pemulangan dua jurnalis Australia yang berbasis di Beijing dan Shanghai beberapa hari lalu. Keduanya dipulangkan ke Australia usai diinterogasi Pemerintah Cina perihal dugaan spionase dan aktivitas ilegal yang berpotensi menganggu keamanan nasional.

Peter Dutton melanjutkan, penggeledahan yang dilakukan oleh Australia memiliki dasar serupa dengan interogasi yang dilakukan Cina. Mereka khawatir empat jurnalis Cina yang ditugaskan ke Australia aslinya adalah mata-mata yang beraktivitas secara ilegal.

"Jika seseorang menyamar sebagai jurnalis atau apapun itu dan ada bukti bahwa mereka melanggar hukum Australia, maka agensi intelijen kami akan bertindak," ujar Dutton menegaskan.

Peter Dutton tidak mengelaborasi lebih jauh soal dugaan agensi intelijen terhadap empat jurnalis Cina terkait. Ia pun menolak berkomentar apakah keempat jurnalis diinterogasi. Alasan ia, karena investigasi masih berjalan.

Rangkaian peristiwa yang dialami jurnalis Cina dan Australia tersebut menunjukkan keruhnya hubungan Australia dan Cina saat ini. Sejak Australia mendesak investigasi internasional terkait dugaan virus Corona berasal dari Cina, hubungan kedua negara terus memburuk. Cina bahkan sempat menyebut Australia 'mulut' dari Amerika.

ISTMAN MP | REUTERS

News link: https://www.reuters.com/article/us-australia-china-journalists/australia-defends-intelligence-raids-as-spat-with-china-escalates-idUSKBN26405C?il=0

Berita terkait

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

21 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

1 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

1 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

1 hari lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

1 hari lalu

Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

1 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

1 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

2 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

2 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya