Alexei Navalny Bangkit dari Koman, Rusia Ingin Kirim Investigator ke Jerman

Sabtu, 12 September 2020 06:00 WIB

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Moskow, Russia, 11 Desember 2018. Alexei Navalny saat itu sedang melakukan perjalanan dari Siberia ke Moskow setelah melakukan perjalanan kerja ke kota Tomsk. Beberapa saat terbang, pesawat kemudian mendarat darurat di Siberia. Navalny kemudian dilarikan ke rumah sakit darurat nomor 1 di kota Omsk, Siberia. REUTERS/Maxim Shemetov

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia meminta izin kepada Jerman untuk melibatkan investigator mereka dalam penyelidikan kasus Alexei Navalny. Hal itu untuk membantah tuduhan bahwa Pemerintah Rusia tidak mencoba membunuh Alexei Navalny dengan racun pada Agustus lalu.

"Permohonan kami meliputi izin untuk melibatkan investigator Rusia dalam penyelidikan di Jerman yang mengikutkan pihak Navalny, dokter, dan pakar," ujar Kementerian Dalam Negeri Rusia dalam pernyataan persnya, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 11 September 2020.

Diberitakan sebelumnya, Alexei Navalny adalah kritikus asal Rusia yang jatuh koma ketika dirinya diracun pada 20 Agustus lalu. Ia diracun saat melakukan perjalanan dari Siberia ke Moskow untuk kepentingan pekerjaan.

Saat ini, Alexei Navalny masih dirawat di Jerman. Ia belum lama sadarkan diri dari komanya setelah melalui masa-masa kritis. Adapun sebelum berakhir di Jerman, pria yang vokal menentang rezim Presiden Vladimir Putin tersebut sempat dirawat di Siberia.

Sejauh ini, baru diketahui bahwa Alexei Navalny diracun dengan zat syaraf bernama Novichok. Walau begitu, temuan itulah yang mengaitkan percobaan pembunuhan Alexei Navalny dengan Rusia.

Novichok adalah jenis racun yang dikembangkan di Rusia. Selain itu, racun tersebut juga pernah dipakai Rusia untuk membunuh agenda ganda Sergei Skripal di Inggris.

Rusia, hingga berita ini ditulis, konsisten membantah terlibat dalam percobaan pembunuhan Alexei Navalny. Selain itu, mereka juga ogah menggelar investigasi kriminal terkait kasus Alexei Navalny sampai ada bukti kuat bahwa ia diracun. Itulah kenapa ketika Jerman mengatakan Alexei Navalny diracun, Rusia berupaya keras mendapatkan catatan medisnya.

"Tentu kami tidak senang ketika negara lain mendikte soal bagaimana proses hukum kami sebaiknya dijalankan. Kami tidak bisa melakukan investigasi hanya bermodal analisis yang sudah dilakukan Jerman," ujar juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov.

Secara terpisah, Pemerintah Jerman menyatakan belum menerima permohonan izin apapun dari Rusia.

ISTMAN MP | REUTERS

News Link: https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny/russia-says-it-wants-to-send-investigators-to-germany-in-navalny-case-idUSKBN2620L2?il=0

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

9 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

16 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

19 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

1 hari lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

4 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

4 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya