Pengamat Ragukan Ancaman Amrozi Dkk  

Reporter

Editor

Jumat, 3 Oktober 2008 15:12 WIB

TEMPO Interaktif, Sydney: Kepala International Centre for Political Violence and Terrorism di Singapura, Rohan Gunaratna, menilai komentar para pelaku bom Bali 2002 usai salat Idul Fitri lalu merupakan upaya untuk menghasut para pengikutnya melakukan serangan. Akan tetapi, Gunaratna menganggap para pengikut pelaku bom Bali tersebut tidak memiliki kemampuan melakukan pembalasan.

"Saya rasa dengan komentar tersebut, para pelaku bom itu berusaha mengajak dan menghasut JI (Jemaah Islamiyah) dan kelompok yang sealiran untuk menyerang," ujar Gunaratna seperti dikutip laman WAToday, Jumat (3/10). "Akibatnya, saya rasa keinginan para pengikut mereka untuk menyerang makin bertambah. Tetapi mereka tidak memiliki kemampuan."

Gunaratna juga memperingatkan agar media massa jangan terjebak menyebarkan propaganda dari pelaku bom tersebut juga menebarkan ideologi mereka. Usai salat Idul Fitri lalu, Amrozi, Mukhlas, dan Imam Samudra mengomentari rencana eksekusi mati terhadap mereka.

"Komentar para pelaku bom menimbulkan kesan bahwa perjuangan mereka harus dilanjutkan dan mereka belum kalah. Padahal faktanya kondisi JI sangat parah," ujar Gunaratna. "Satu-satunya alasan mengapa JI masih hidup adalah karena pemerintah Indonesia tidak mengambil langkah tepat dengan memasukkan mereka dalam daftar hitam."

Menurut Gunaratna, jika Indonesia serius memberantas terorisme dan melawan ideologi JI, pemerintah Indonesia tidak punya pilihan lain kecuali memasukkan JI dalam daftar hitam. "Itu akan mencegah media massa menjadi medium para teroris untuk publisitas," ujar Gunaratna.

Sementara itu, analis dari International Crisis Group, Sidney Jones, menganggap kemungkinan terjadinya serangan dengan skala seperti bom Bali sudah sangat kecil.

"Saya rasa para pelaku bom Bali ingin menganggap bahwa akan ada pembalasan setelah mereka dieksekusi mati. Menurut saya, kemampuan kelompok manapun untuk melakukan pembalasan yang serius sangat kecil," ujar Jones dalam surat elektronik dari Amerika Serikat.

WA Today| Kodrat Setiawan

Berita terkait

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

24 Desember 2023

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

Kelompok ini diduga membentuk organisasi resmi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an dan lalu disebut dalang peristiwa Bom Natal 2000 dan Bom Bali.

Baca Selengkapnya

Marthinus Hukom Kepala BNN, Ini Rekam Jejaknya di Densus 88 Antiteror Polri

6 Desember 2023

Marthinus Hukom Kepala BNN, Ini Rekam Jejaknya di Densus 88 Antiteror Polri

Kepala Densus 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom ditunjuk sebagai Kepala BNN menggantikan Petrus Golose. Ini rekam jejaknya saat di Densus 88.

Baca Selengkapnya

Kelompok Teroris JI di Lampung Pernah Sembunyikan Pelaku Bom Bali I dan Bom Poso

13 April 2023

Kelompok Teroris JI di Lampung Pernah Sembunyikan Pelaku Bom Bali I dan Bom Poso

Kelompok teroris Jamaah Islamiyah yang digerebek oleh Densus 88 di Lampung, pernah menyembunyikan pelaku Bom Bali I dan Teror Bom Poso

Baca Selengkapnya

Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

21 Februari 2023

Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

Bekas napi terorisme Ali Fauzi Manzi bercerita tentang sulitnya meraih gelar doktor. Dia ingin eks napi terorisme lain mengikuti jejaknya.

Baca Selengkapnya

4 Aksi Bom yang Melibatkan Noordin M. Top Selain Mendalangi Bom Natal 2000

25 Desember 2022

4 Aksi Bom yang Melibatkan Noordin M. Top Selain Mendalangi Bom Natal 2000

Setelah aksi Bom Natal 2000, dalam setiap aksinya, Noordin M Top diduga lebih menargetkan korban asing untuk menarik perhatian dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Pembuat Bom Bali Umar Patek Minta Maaf, Australia Tetap Marah

14 Desember 2022

Pembuat Bom Bali Umar Patek Minta Maaf, Australia Tetap Marah

Umar Patek minta maaf pada keluarga korban bom Bali di Australia, yang tetap merasa kecewa atas pembebasan bersyaratnya.

Baca Selengkapnya

6 Fakta soal Umar Patek, Terpidana Kasus Bom Bali I yang Baru Saja Dinyatakan Bebas Bersyarat

9 Desember 2022

6 Fakta soal Umar Patek, Terpidana Kasus Bom Bali I yang Baru Saja Dinyatakan Bebas Bersyarat

Walaupun terkait dengan organisasi Jamaah Islamiyah, tetapi Umar Patek tetap bersikukuh bahwa ia bukan termasuk anggotanya.

Baca Selengkapnya

Dinyatakan Bebas Bersyarat, Begini Kisah Pelarian Terpidana Terorisme Bom Bali I Umar Patek

9 Desember 2022

Dinyatakan Bebas Bersyarat, Begini Kisah Pelarian Terpidana Terorisme Bom Bali I Umar Patek

Awal perjalanan Umar Patek dimulai pada 1995 saat ia terlibat dalam perjuangan Moro Islamic Liberation Front di Minanao, Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpidana Terorisme Umar Patek Bebas Bersyarat, Ini Perannya dalam Serangan Bom Bali I

9 Desember 2022

Terpidana Terorisme Umar Patek Bebas Bersyarat, Ini Perannya dalam Serangan Bom Bali I

Meskipun bukan sebagai pelaku utama Bom Bali I, tetapi Umar Patek memiliki peran yang cukup vital, yakni sebagai perancang eksekusi.

Baca Selengkapnya

Terpidana Kasus Bom Bali Umar Patek Bebas Bersyarat

7 Desember 2022

Terpidana Kasus Bom Bali Umar Patek Bebas Bersyarat

Umar Patek dianggap telah memenuhi syarat administratif dan substantif untuk mendapatkan hak pembebasan bersyarat.

Baca Selengkapnya