Tuntut Prayuth Chan-ocha Mundur, Aktivis Akan Gelar Aksi di Kantor PM Thailand

Kamis, 10 September 2020 10:00 WIB

Dari kiri ke kanan: Panupong Jadnok, Panusaya Sithijirawattankul dan Parit Chiwarak, para pemimpin mahasiswa Front Persatuan Thammasat dan Demonstrasi berbicara kepada media setelah konferensi pers tentang protes yang akan mereka adakan pada 19 September, di Universitas Thammasat di Bangkok, Thailand, 9 September 2020.[REUTERS / Athit Perawongmetha]

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis anti-pemerintah Thailand pada Rabu mengumumkan rencana untuk mengadakan protes massal dan mengumpulkan hingga 100.000 orang di kantor perdana menteri Prayuth Chan-ocha Minggu depan.

Demonstrasi ke gedung pemerintahan akan menandai pertama kalinya mahasiswa Thailand dari gerakan pro-demokrasi, yang memulai demonstrasi pada bulan Juli, semakin vokal memprotes pemerintahan Prayuth Chan-ocha.

"Kami akan bermalam di kampus universitas pada 19 September dan berbaris keesokan harinya," kata Panusaya Sithijirawattankul, pemimpin Front Persatuan Thammasat dan Demonstrasi, dikutip dari Reuters, 10 September 2020.

Jika lebih banyak orang bergabung, unjuk rasa akan pindah ke lapangan umum di samping Grand Palace, katanya.

Ratusan demonstran pro-demockrasi melakukan aksi protes menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur di Bangkok, Thailand, 16 Agustus 2020. REUTERS/Athit Perawongmetha

Advertising
Advertising

Setelah lama absen, demonstrasi mahasiswa Thailand kembali muncul dengan tuntutan pencopotan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, menghidupkan kembali ingatan akan kerusuhan besar lebih dari satu dekade yang memuncak pada kudeta 2014.

Prayuth memimpin kudeta itu dan tetap berkuasa setelah pemilihan yang disengketakan tahun lalu, yang menurutnya dilakukan secara adil. Prayuth memperingatkan Thailand bisa hancur jika protes terus berlanjut.

Pengunjuk rasa menuntut pemerintah berhenti mengganggu oposisi, mengubah konstitusi, dan membubarkan parlemen.

Beberapa mahasiswa Thailand juga menyerukan pembatasan kekuasaan monarki negara yang merupakan hal yang tabu dibicarakan.

"Kami pasti akan berbicara tentang reformasi monarki di panggung pada tanggal 19," kata Parit Chiwarak, seorang pemimpin protes yang lebih dikenal sebagai "Penguin".

Unjuk rasa itu bertepatan dengan peringatan kudeta tahun 2006 yang menggulingkan pemerintah Thaksin Shinawatra.

Kudeta 2014 menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh saudara perempuannya, Yingluck. Kedua Shinawatra terpilih secara telak.

Para pengunjuk rasa menjanjikan unjuk rasa damai.

"Kami tidak punya senjata. Jangan gunakan gas air mata pada kami, jangan memukul orang-orang," kata Parit, seraya menambahkan ia memperkirakan 50.000-100.000 orang yang akan hadir.

Sejauh ini hanya ada konfrontasi kecil dan para pemimpin protes yang ditangkap semuanya telah dibebaskan dengan jaminan. Juru bicara pemerintah, Anucha Burapachaisri, mengatakan unjuk rasa harus damai dan sah.

Pemerintah Thailand peduli dengan keselamatan warganya, kata Burapachaisri.

Sumber:

https://uk.reuters.com/article/uk-thailand-protests/thai-protesters-plan-big-march-on-pms-office-next-week-idUKKBN2601X8

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

2 hari lalu

Serial Scarlet Heart Versi Thailand akan Dibuat, Siapa Saja Pemerannya?

GMMTV mengumumkan pembuatan serial Scarlet Heart Thailand pada 23 April 2024. Sebelumnya adaptasi drakor Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo

Baca Selengkapnya

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

2 hari lalu

Turis Cina Kembali ke Thailand untuk Berterima Kasih setelah Diselamatkan Lima Tahun Lalu

Turis Cina itu sedang hamil saat didorong suaminya ke tebing di sebuah taman nasional Thailand lima tahun lalu.

Baca Selengkapnya

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

2 hari lalu

30 Warga Thailand Tewas Akibat Cuaca Panas Terik

Thailand mencatat cuaca panas menyebabkan 30 orang tewas sejak awal Januari hingga April 2024.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

4 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

4 hari lalu

Phuket dan Pattaya Overtourism, Pelaku Usaha Pariwisata Thailand Usul Pajak Turis Rp132.000

Selama musim ramai, Phuket di Thailand mengalami kemacetan lalu lintas dan kekurangan air, bandaranya pun kehabisan slot untuk penerbangan baru.

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

6 hari lalu

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.

Baca Selengkapnya

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

7 hari lalu

5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok

Banyak pengalaman yang bisa didapat di Bangkok dalam satu kali perjalanan, asalkan tahu lima tips berikut ini.

Baca Selengkapnya

10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

7 hari lalu

10 Juta Wisatawan Asing Kunjungi Thailand pada Januari - April 2024

Turis Cina didominasi kunjungan wisatawan asing di Thailand dengan jumlah lebih dari 2 juta.

Baca Selengkapnya

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

10 hari lalu

Enam Hari Perayaan Songkran di Thailand, Ada 243 Korban karena Kecelakaan Lalu Lintas

Perayaan Songkran dijuluki sebagai tujuh hari berbahaya karena banyaknya korban di jalan raya karena kecelakaan.

Baca Selengkapnya