Kasus Baru Covid-19 Bertambah, Inggris Bakal Ketatkan Aturan

Rabu, 9 September 2020 12:00 WIB

Seorang fotografer memotret suasana di kawasan Gedung Parlemen di Jembatan Westminster, saat siang hari selama wabah penyakit virus corona (COVID-19), di London, Inggris, Selasa, 31 Maret 2020. REUTERS/Toby Melville

TEMPO.CO, Jakarta - Inggris akan mengumumkan pengetatan aturan ruang gerak masyarakat dalam bersosialiasai pada Rabu, 9 September. Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang mencoba mengendalikan lonjakan infeksi Covid-19.

Terhitung mulai 14 September 2020, orang yang melakukan pertemuan tatap muka enam orang atau lebih, tidak diperbolehkan. Perdana Menteri Johnson menekankan siapapun yang melanggar aturan ini bakal kena denda.

“Kita perlu bertindak sekarang untuk menghentikan penyebaran virus. Kami akan menyederhanakan dan memperketat aturan untuk kontak sosial, membuatnya lebih mudah dipahami dan ditegakkan oleh pihak kepolisian,” kata Johnson.

Sebelumnya, batasan jumlah yang bisa bersosialisasi dalam satu pertemuan adalah 30 orang.

Orang-orang berjalan di Jembatan Milenium dengan latar pemandangan Katedral St. Paul di London, Inggris, Sabtu, 1 Agustus 2020. Pemerintah Inggris pada Jumat lalu mengumumkan penundaan pelonggaran beberapa langkah pembatasan menyusul jumlah infeksi coronavirus yang meningkat. (Xinhua/Han Yan)

Advertising
Advertising

Jumlah kasus Covid-19 di Inggris meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Per Selasa, 8 September 2020, ada 2.460 infeksi baru yang dilaporkan pada Selasa dan 2.948 kasus baru pada Senin. Sedangkan pada Minggu,6 September 2020 ada 2.998 kasus baru. Penularan yang tinggi terjadi pada kalangan anak muda.

Aturan baru ini tidak berlaku di tempat kerja atau sekolah, dan ada pengecualian untuk acara pernikahan, pemakaman, dan acara olahraga yang terorganisir. Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara menetapkan kebijakan pembatasan sosialnya sendiri.

Pengetatan kebijakan ini dinilai sebagai langkah mundur dari pandemi yang sudah merusak banyak hal di Inggris dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Kondisi ini juga memicu kecaman luas terhadap kepemimpinan Boris Johnson. Pengetatan kegiatan bersosialisasi masyarakat juga dinilai akan merugikan upaya meyakinkan publik yang skeptis kalau sekarang sudah aman untuk kembali ke tempat kerja.

FERDINAND ANDRE

Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain/england-to-set-tough-new-socialising-rules-after-virus-spike-idUSKBN25Z37L

Berita terkait

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

23 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

3 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

3 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya