Eks Penasihat Kampanye Donald Trump Gelapkan Dana Tembok Perbatasan

Jumat, 21 Agustus 2020 16:00 WIB

Mantan Kepala Strategi Gedung Putih Steve Bannon menyampaikan sambutan selama Value Voters Summit di Omni Shoreham Hotel di Washington, AS, 14 Oktober 2017. [REUTERS / Mary F. Calvert]

TEMPO.CO, Jakarta - Jaksa federal New York menuntut mantan penasihat Donald Trump, Steve Bannon, dan tiga orang lainnya karena menggelapkan uang kampanye penggalangan dana untuk mendukung tembok perbatasan Trump.

Steve Bannon, 66 tahun, ditangkap pada Kamis pukul 7.30 pagi di dekat Westbrook, Connecticut, di yachts Cina, Guo Wengui, menurut dua pejabat penegak hukum.

Agen federal, pejabat dari Layanan Inspeksi Pos Amerika Serikat dan Penjaga Pantai Amerika Serikat, membantu penangkapan Steve Bannon, kata para pejabat, dikutip dari CNN, 21 Agustus 2020.

Selama persidangan awal di New York Kamis malam, Bannon mengaku tidak bersalah dan akan dibebaskan dengan jaminan US$ 5 juta (Rp 73,7 miliar), yang akan dijamin dengan US$ 1,75 juta (Rp 23,8 miliar) dalam bentuk tunai atau properti. Sebagai bagian dari syarat jaminannya, dia dilarang bepergian dengan pesawat pribadi, yachts atau perahu tanpa izin dari pengadilan.

Saat dia keluar dari gedung pengadilan federal, Bannon melepas masker dan melambai kepada pendukung sebelum menerima pertanyaan wartawan.

Advertising
Advertising

"Seluruh kegagalan ini untuk menghentikan orang yang ingin membangun tembok," kata Bannon.

Donald Trump dan Steve Bannon. REUTERS

Bannon dan tiga lainnya didakwa karena diduga menggunakan ratusan ribu dolar AS yang disumbangkan ke kampanye penggalangan dana daring, yang disebut We Build the Wall, untuk pengeluaran pribadi.

Bannon dan terdakwa lainnya, Brian Kolfage, berjanji kepada para donatur bahwa kampanye, yang pada akhirnya mengumpulkan lebih dari US$ 25 juta (Rp 368,9 miliar), adalah aksi sukarela dan 100% dari dana yang terkumpul akan digunakan dalam pelaksanaan misi mereka, menurut dokumen dakwaan pada Kamis.

Namun sebaliknya, menurut jaksa, Bannon melalui organisasi nirlaba di bawah kendalinya, menggunakan lebih dari US$ 1 juta (Rp 14,7 miliar) dari We Build the Wall untuk membayar Kolfage dan menutupi pengeluaran pribadi Bannon yang berjumlah ratusan ribu dolar AS.

Kolfage, menurut dokumen dakwaan, menghabiskan lebih dari US$ 350.000 (Rp 5,1 miliar) dari sumbangan untuk pengeluaran pribadi, termasuk operasi kosmetik, SUV mewah, mobil golf, pembayaran untuk perahu, renovasi rumah, perhiasan, pembayaran pajak pribadi dan utang kartu kredit.

Bannon, Kolfage dan dua terdakwa lainnya, Andrew Badolato dan Timothy Shea, didakwa dengan satu dakwaan bersekongkol melakukan penipuan daring dan satu dakwaan melakukan pencucian uang.

Steve Bannon membentuk lingkungan media politik AS sayap kanan yang membuka jalan bagi kampanye kepresidenan Donald Trump tahun 2016, yang dimenangkan Trump.

Menurut Reuters, sebelum dia mengambil alih sebagai kepala eksekutif kampanye Trump 2016, Bannon, memimpin dan ikut mendirikan Breitbart News, sebuah situs web dan suara untuk gerakan sayap kanan yang mencakup nasionalis garis keras, neo-Nazi, supremasi kulit putih dan anti-Semitisme.

Lima hari setelah Trump mengalahkan Hillary Clinton, dia memberi penghargaan kepada Bannon, dengan menunjuknya sebagai penasihat senior dan kepala strategi Gedung Putih tanpa konfirmasi dari Senat AS.

Dalam beberapa bulan dia bekerja, Bannon membantu mendorong bagian sayap kanan dan populis dari agenda Trump.

Trump berselisih dengan Bannon atas komentarnya kepada penulis buku yang sangat kritis terhadap presiden dan keluarganya, dan memecatnya pada Agustus 2017. Bannon juga berselisih dengan pejabat Trump lainnya.

Steve Bannon kembali ke Breitbart News, namun keluar setelah membuat marah Trump dengan mengkritik keras putra tertuanya.

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

9 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

10 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

14 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

15 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

17 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

22 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

26 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya