Skotlandia Resesi Setelah PDB Anjlok 19,7 Persen

Jumat, 21 Agustus 2020 14:00 WIB

Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mengenakan masker saat mengunjungi New Look di Fort Kinnaird Retail Park, di Edinburgh, Skotlandia 26 Juni 2020. [Jeff J Mitchell / Pool via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Skotlandia memasuki resesi setelah PDB negara itu terjun 19,7 persen dan menjadikannya negara Eropa dengan kejatuhan ekonomi terburuk selama lockdown virus corona.

PDB negara hampir seperlima lebih rendah dari sebelum lockdown, menurut angka resmi yang dilaporkan Daily Express, 19 Agustus 2020. Data ekonomi terbaru, diungkapkan oleh Pemerintah Skotlandia pada Rabu, menunjukkan dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi negatif.

PDB Skotlandia anjlok 19,7 persen antara April dan Juni, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, setelah turun 2,5 persen pada periode Januari hingga Maret, menurut laporan Herald Scotland.

Selama dua kuartal kontraksi, output diperkirakan turun sebesar 21,7% dibandingkan dengan Oktober hingga Desember tahun lalu.

Angka-angka sementara menunjukkan beberapa perbaikan di bulan Juni, tetapi PDB tetap 17.6 persen di bawah tingkat di bulan Februari, sebelum langkah-langkah lockdown diperkenalkan pada Maret.

Advertising
Advertising

Namun PDB Skotlandia meningkat 5,7% pada bulan Juni, menurut statistik yang diumumkan kemarin oleh Kepala Statistik.

Resesi terjadi setelah angka menunjukkan Inggris secara keseluruhan mengalami penurunan 20,4% antara April dan Juni dalam kemerosotan terbesar dari ekonomi global utama mana pun.

Penurunan ke dalam resesi, seperti yang didefinisikan oleh penurunan output dua kuartal berturut-turut, adalah yang terbesar dalam catatan dan menandai yang pertama sejak krisis keuangan 2008.

Dr Liz Cameron, kepala eksekutif Kamar Dagang Skotlandia, mengatakan penurunan ekonomi mengirimkan sinyal alarm yang signifikan.

"Jatuhnya PDB Skotlandia pada kuartal kedua membunyikan alarm peringatan meski penurunan sudah diproyeksikan," kata Liz Cameron.

"Penurunan 19,7 persen dari April hingga Juni membuat perekonomian Skotlandia dan Inggris di antara negara dengan kinerja terburuk di Eropa."

"Angka-angka ini mengkonfirmasi ekonomi Skotlandia berada dalam resesi yang dalam dan intervensi diperlukan sekarang untuk mencegah kerusakan nyata dan permanen pada pasar lapangan pekerjaan," ujarnya.

Sementara Perdana Menteri (First Minister) Skotlandia, Nicola Sturgeon, mengatakan belum aman untuk mencabut pembatasan Covid-19 di Aberdeen setelah lonjakan wabah di sana, meski mengatakan situasi di kota itu membaik.

"Meskipun situasinya tidak diragukan lagi membaik, dan saya tidak ingin melupakan hal itu, kami belum dalam posisi untuk mengatakan bahwa wabah ini sudah berakhir atau sepenuhnya terkendali," kata Sturgeon dikutip dari Reuters.

Stugeon berharap beberapa lockdown virus corona tambahan yang diberlakukan di kota terpadat ketiga Skotlandia itu dapat mulai dicabut Rabu depan.

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

5 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

5 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

7 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Skotlandia Hingga Mantan Hakim Agung Desak Inggris Berhenti Jual Senjata ke Israel

32 hari lalu

Pemimpin Skotlandia Hingga Mantan Hakim Agung Desak Inggris Berhenti Jual Senjata ke Israel

Tekanan politik terhadap PM Inggris untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel meningkat setelah tujuh pekerja World Central Kitchen tewas di Gaza

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

35 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

48 hari lalu

Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertama Skotlandia Kesal Dituduh Punya Kepentingan di Gaza

56 hari lalu

Menteri Pertama Skotlandia Kesal Dituduh Punya Kepentingan di Gaza

Gara-gara mengucurkan bantuan ke UNRWA, menteri pertama Skotlandia dituduh punya konflik kepentingan di Gaza

Baca Selengkapnya

Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

2 Maret 2024

Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi atau minus dua kuartal berturut-turut. Bagaimana dampaknya ke perekonomian Indonesia?

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

24 Februari 2024

Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan resesi Jepang berdampak kepada impor maupun ekspor Indonesia ke negeri tersebut.

Baca Selengkapnya

Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

23 Februari 2024

Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

Kementerian Keuangan buka suara soal penerbitan Samurai Bond, surat utang berdenominasi yen, di tengah resesi Jepang.

Baca Selengkapnya