Jared Kushner Yakin Arab Saudi Akan Ikuti Jejak UEA Berdamai dengan Israel

Sabtu, 15 Agustus 2020 15:00 WIB

Penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner diwawancarai oleh Reuters di Gedung Kantor Eksekutif Eisenhower di Washington, AS, 20 Juni 2019. [REUTERS / Kevin Lamarque]

TEMPO.CO, Jakarta - Menantu Donald Trump dan penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, mengatakan pada Jumat normalisasi Arab Saudi dan Israel tidak dapat terelakkan setelah Amerika Serikat berhasil menengahi kesepakatan Uni Emirat Arab dan Israel.

Negara-negara Arab yang dekat dengan Israel menyambut kesepakatan tersebut, termasuk Bahrain dan Mesir, meski Arab Saudi tetap bungkam.

Arab Saudi, seperti Israel dan UEA, menjadikan Iran sebagai musuh bersama dan mempertahankan hubungan dekat dengan Washington.

Jared Kushner, yang dilaporkan berperan dalam perantara perjanjian Israel-UEA, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Jumat bahwa generasi muda Arab Saudi mengagumi Israel dan mencari hubungan dengan negara Yahudi tersebut.

"Mereka melihat Israel hampir seperti Silicon Valley di Timur Tengah dan mereka ingin terhubung dengannya sebagai mitra dagang, sebagai mitra teknologi, sebagai mitra keamanan," kata Kushner kepada CNBC, dikutip dari Times of Israel, 15 Agustus 2020..

Advertising
Advertising

Generasi yang lebih tua, katanya, masih terjebak dalam konflik di masa lalu dan terlepas dari upaya modernisasi negara tersebut baru-baru ini, Kushner mengatakan "Anda tidak dapat mengubah kapal perang dalam semalam."

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengalungkan medali emas pada Presiden AS Donald Trump di Istana Kerajaan, Riyadh, Arab Saudi, 20 Mei 2017. Medali emas itu diberikan saat Trump melakukan perjalanan luar negeri perdananya yang dimulai dari Saudi. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

Terlepas dari penentangan dari beberapa generasi yang lebih tua, Kushner meramalkan bahwa kesepakatan hari Kamis akan berfungsi sebagai katalisator untuk membuka hubungan antara Israel dan negara-negara Arab lainnya, termasuk Arab Saudi.

"Saya pikir kita memiliki negara-negara lain yang sangat tertarik untuk bergerak maju (dengan normalisasi) dan karena itu terus berlanjut, saya pikir itu adalah keniscayaan bahwa Arab Saudi dan Israel akan sepenuhnya menormalisasi hubungan dan mereka akan dapat melakukan banyak hal besar bersama," kata Kushner.

Channel 13 Israel pada Jumat malam mengutip sumber-sumber Arab yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa Saudi kemungkinan akan meningkatkan kerja sama dengan Israel setelah kesepakatan UEA, meskipun mereka tidak diharapkan untuk menandatangani kesepakatan secara resmi pada tahap ini.

Channel 13 juga mengatakan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Putra Mahkota UEA Mohammed bin Zayed telah bekerja sama dengan Presiden Trump dalam kesepakatan UEA-Israel.

Ketika media dan orang-orang di Uni Emirat Arab memuji kesepakatan negara Teluk untuk menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai kemenangan diplomatik yang membantu Palestina, Arab Saudi tidak buka suara soal kesepakatan itu.

Para pengamat melihat kesepakatan Uni Emirat Arab dan Israel yang diumumkan pada Kamis sebagai dorongan strategis untuk posisi regional dan global UEA, yang dapat menempatkannya di depan tetangga dan sekutunya yang kuat di Arab Saudi, terutama dalam hubungan kritis dengan Washington, menurut Reuters.

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan menghadiri KTT Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Mekkah, Arab Saudi 30 Mei 2019. [Bandar Algaloud / Atas Perkenan Kerajaan Saudi / Handout via REUTERS]

Arab Saudi adalah ekonomi terbesar di Teluk dan pengekspor minyak terbesar di dunia, tetapi UEA dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin tegas dalam kebijakan luar negerinya sendiri, terutama di titik panas regional seperti Libya, Sudan, dan Yaman.

Pada Juli 2019, UEA mengatakan menarik pasukannya dari Yaman di mana ia bersama-sama dengan Arab Saudi memimpin koalisi dukungan Barat memerangi Houthi yang bersekutu dengan Iran sejak 2015.

Meskipun belum ada komentar resmi dari Saudi tentang pakta UEA-Israel sejauh ini, pengguna Twitter di kerajaan tersebut berbagi foto mendiang Raja Faisal, yang selama perang Arab-Israel Oktober 1973 memimpin embargo minyak yang bertujuan untuk menghukum Amerika Serikat dan negara lain atas dukungan mereka terhadap Israel.

"Jika semua orang Arab setuju untuk menerima keberadaan Israel dan memecah belah Palestina, kami tidak akan pernah bergabung dengan mereka," twit salah satu warganet mengutip kata-kata Raja Faisal.

Pada Kamis pagi, tagar bahasa Arab "Gulfis_Against_Normalisation" menjadi tren di urutan ketiga di Arab Saudi.

Arab Saudi, sekutu dekat AS, telah diperintah oleh Raja Salman yang berusia 84 tahun sejak 2015. Dia telah mengawasi perubahan besar di dalam dan luar negeri yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman atau MBS, sebagai penguasa de facto dan penerus takhta berikutnya.

Baik Arab Saudi maupun Israel memandang Iran sebagai ancaman utama bagi Timur Tengah. Meningkatnya ketegangan antara Teheran dan Riyadh telah memicu spekulasi bahwa kepentingan bersama dapat mendorong Saudi dan Israel untuk bekerja sama, dan ada tanda-tanda dalam beberapa tahun terakhir keduanya semakin dekat.

Namun, posisi Raja Salman sebagai penjaga situs paling suci umat Islam mempersulit kerajaan untuk mengambil langkah yang sama seperti UEA, sementara status Yerusalem tetap belum terselesaikan dan kesepakatan damai Palestina dengan Israel tetap masih jauh dari angan-angan.

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

41 menit lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

1 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

2 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

3 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

3 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

4 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

4 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya