Pemerintah Lebanon Mundur Setelah Warga Protes Ledakan di Beirut

Selasa, 11 Agustus 2020 05:00 WIB

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab berbicara di istana pemerintah di Beirut, Lebanon, 10 Agustus 2020. [Tele Liban / Handout melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengumumkan pengunduran diri pemerintahannya pada Senin setelah ledakan di Beirut pekan lalu memicu protes anti-pemerintah.

Hassan Diab, dalam pidatonya di televisi, mengatakan ledakan material eksplosif yang disimpan di gudang di pelabuhan di ibu kota selama tujuh tahun terakhir adalah hasil korupsi endemik.

"Hari ini kami mengikuti keinginan masyarakat atas tuntutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas bencana yang telah bersembunyi selama tujuh tahun, dan keinginan mereka untuk perubahan nyata," kata Diab, seperti dikutip dari Reuters, 11 Agustus 2020.

"Dalam menghadapi kenyataan ini ... Saya hari ini mengumumkan pengunduran diri pemerintah ini," tegasnya.

Kabinet telah berada di bawah tekanan untuk mundur karena ledakan pekan lalu yang menewaskan 163 orang, melukai sekitar 6.000 orang, dan menyebabkan sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal. Tiga menteri telah mengundurkan diri pada Ahad sebelum pengumuman Diab.

Advertising
Advertising

Presiden Michel Aoun menerima pengunduran diri Hassan Diab pada Senin dan meminta pemerintahan Diab untuk tetap mengurus pemerintahan sampai kabinet baru dibentuk, Al Jazeera melaporkan.

Ledakan di Beirut yang menewaskan sekitar 200 orang dan melukai 6.000 lainnya, menurut penghitungan terbaru, telah memancing amarah warga Lebanon dengan demonstrasi ricuh.

Protes akhir pekan menyebabkan 728 orang terluka dan seorang petugas polisi tewas ketika massa bentrok dengan petugas keamanan.

Seorang pengunjuk rasa melemparkan gas air mata ke arah polisi saat bentrokan setelah ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, 9 Agustus 2020. Sejak unjuk rasa meletup pada Sabtu lalu, satu aparat kepolisian gugur dan ratusan orang luka-luka. REUTERS/Goran Tomasevic

Bencana 4 Agustus, yang disebabkan oleh amonium nitrat yang sangat eksplosif dan disimpan di pelabuhan Beirut selama lebih dari enam tahun, telah menyulut kemarahan rakyat dan menjungkirbalikkan politik di negara yang sudah bergumul dengan krisis ekonomi.

Mayoritas orang Lebanon menyalahkan korupsi pemerintahan dan pengabaian atas ledakan tersebut, yang telah menyebabkan kerusakan hingga sekitar US$ 15 miliar (Rp 219,7 triliun) dan separuh kota hancur.

Lebanon telah diguncang protes sejak Oktober, menuntut pengunduran diri kepemimpinan berbasis sektarian karena korupsi yang mengakar, ketidakmampuan, dan salah urus negara.

Tetapi oligarki yang berkuasa begitu lama, yakni sejak akhir perang saudara pada 1990, menyulitkan rakyat untuk menemukan tokoh politik yang kredibel yang tidak tercemar oleh koneksi dengan mereka.

Lebanon sudah mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade, ditambah dengan meningkatnya krisis virus corona, dan pemerintah telah dibayangi oleh tuduhan korupsi dan salah urus.

Hassan Diab menduduki tampuk kekuasaan Desember lalu, dua bulan setelah pemberontakan rakyat menjatuhkan pemerintah Saad Hariri sebelumnya. Pemerintahannya terdiri dari para teknokrat dan telah didukung oleh partai-partai politik besar, termasuk kelompok politik dan militan yang didukung Iran, Hizbullah.

Sekarang Lebanon harus menemukan perdana menteri ketiganya dalam waktu kurang dari satu tahun untuk menyelesaikan krisis Lebanon di sejumlah bidang.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

4 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

9 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

10 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

10 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

14 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

17 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

21 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

28 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

31 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

31 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya