Buntut Ledakan di Beirut, Pemerintah Lebanon Mau Mengundurkan Diri Secara Massal

Senin, 10 Agustus 2020 17:10 WIB

Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab menandatangani permintaan bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) di istana pemerintah di Beirut, Lebanon 1 Mei 2020. [Dalati Nohra / Handout via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Lebanon akan mengundurkan diri secara massal setelah protes tidak terbendung pecah pasca ledakan di Beirut pekan kemarin.

Menteri informasi dan lingkungan Lebanon mengundurkan diri pada Ahad setelah protes besar-besaran atas ledakan mematikan di pelabuhan Beirut pada Selasa kemarin.

Dalam surat pengunduran dirinya, Menteri Penerangan, Manal Abdel Samad, meminta maaf karena tidak memberikan lebih banyak kepada negara, yang telah hancur akibat krisis keuangan dan pandemi virus corona bahkan sebelum ledakan itu menghancurkan sebagian besar ibu kota.

"Mengingat besarnya bencana yang disebabkan oleh ledakan Beirut yang mengguncang bangsa dan melukai hati dan pikiran kita, dan menghormati para syahid, rasa sakit mereka yang terluka, hilang dan terlantar, serta sebagai tanggapan atas keinginan publik untuk perubahan, saya mengundurkan diri dari pemerintah," tulis surat pengunduran diri Abdel Samad seperti dikutip dari Axios, 10 Agustus 2020.

"Perubahan tetap sulit dipahami. Karena kenyataan tidak sesuai dengan aspirasi dan setelah kengerian bencana Beirut, oleh karena itu saya mengajukan pengunduran diri saya dari pemerintah," kata Abdel Samad.

Advertising
Advertising

Sejumlah petugas kepolisian melewati asap gas air mata saat benrtokan dengan pengunjuk rasa setelah ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, 9 Agustus 2020. Unjuk rasa sudah sering terjadi di Beirut dalam beberapa bulan terakhir. REUTERS/Hannah McKay

Beberapa menteri berbicara tentang kemungkinan mundur pada akhir pekan, namun Menteri Penerangan Manal Abdel Samad adalah yang pertama mengumumkan pengunduran diri pada Minggu malam.

Sementara Menteri Lingkungan Damianos Kattar mengatakan kepada Perdana Menteri Hassan Diab selama pertemuan menteri pada Ahad, "Teman anak-anak saya meninggal dalam ledakan Beirut dan saya tidak dapat terus melakukan tanggung jawab ini dalam kementerian."

Tidak lama setelah menteri penerangan dan lingkungan hidup mengundurkan diri, Menteri Kehakiman Lebanon Marie Claude Najm mengumumkan bahwa dia telah menyampaikan pengunduran dirinya dari pemerintah, dengan alasan ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, Al Jazeera melaporkan.

"Saya mengundurkan diri karena saya yakin bahwa tetap berkuasa dalam kondisi ini, tanpa perubahan mendasar pada sistem, tidak akan mengarah pada reformasi yang ingin kami capai," kata Najm dalam pernyataan pengunduran diri.

Dia meminta seluruh pemerintah untuk mengundurkan diri, dan mengatakan dia juga mendesak pemilihan awal karena skala krisis Lebanon.

Sumber-sumber kementerian mengatakan kepada Arab News bahwa Perdana Menteri Hassan Diab mendesak para menteri yang berniat mengundurkan diri pada Ahad untuk menunda niat mereka, dan mengatakan kabinet akan bertemu pada Senin untuk membahas pengunduran diri massal daripada keluar secara individu.

Ketua Parlemen Nabih Berri pada Minggu mengumumkan sidang terbuka parlemen mulai Kamis depan untuk membahas ledakan di Beirut dan krisis lainnya.

Jika pemerintah mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin, itu akan berubah menjadi pemerintahan sementara sampai pemerintah baru terbentuk, kata Nabih.

Seorang anggota koalisi Future Parliamentary Bloc, Dr. Assem Araji, mengatakan tidak ada tenggat waktu khusus bagi presiden untuk menyerukan konsultasi parlemen guna menunjuk perdana menteri baru.

"Ini yang terjadi di pemerintahan sebelumnya dan butuh waktu lama, tapi dengan keadaan saat ini, konsultasi seharusnya berlangsung cepat," katanya, dikutip dari Arab News.

Negara telah memberikan tenggat waktu enam hari untuk mengeluarkan hasil penyelidikan, tetapi rakyat Lebanon tidak mempercayai hasil penyelidikan pemerintah dan menyerukan penyelidikan internasional.

Anggota parlemen Neemat Frem mengumumkan pengunduran dirinya dari markas besar Patriarkat Maronit, 24 jam setelah pengunduran diri tiga anggota parlemen Partai Kataeb pada Sabtu, dan anggota parlemen Marwan Hamadeh dari Partai Sosialis Progresif.

Tiang gantungan palsu didirikan dalam protes 'Hari Penghakiman' Beirut untuk menuntut pertanggung jawaban pemerintah atas ledakan hari Selasa, di Beirut, Lebanon, 8 Agustus 2020.[CNN]

Patriark Maronit Bechara Al-Rahi, dalam khotbah pertamanya sejak ledakan di Beirut, menyebut ledakan itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia menambahkan bahwa penyelidikan internasional harus dilakukan untuk mengungkap fakta lengkap, dengan meminta pertanggungjawaban semua orang atas bencana ini terlepas dari status mereka.

Tetapi Presiden Michel Aoun telah menolak penyelidikan internasional dan menyatakan kepercayaannya pada penyelidikan dalam negeri.

"Tuntutan penyelidikan internasional ditujukan untuk menyesatkan kebenaran. Keputusan tidak akan berarti jika terlalu lama dikeluarkan. Peradilan harus cepat karena keadilan yang tertunda tidak adil. Harus segera dan tanpa tergesa-gesa untuk memastikan siapa penjahat dan siapa yang tidak bersalah," kata pernyataan yang dirilis kantor Aoun.

Sementara tim penyelamat dalam negeri dan internasional terus mencari korban hilang di reruntuhan gedung administrasi lumbung gandum di pelabuhan. Mereka menemukan tubuh seorang anggota Brigade Pemadam Kebakaran Beirut. Puluhan orang lainnya masih hilang.

"Tim militer yang bekerja di lokasi ledakan menggunakan sensor yang akurat untuk mengetahui apakah ada bahan kimia, radiologis, atau biologis, tetapi tidak ada yang ditemukan," kata seorang perwira dari Resimen Teknik Angkatan Darat Lebanon.

Menurut sumber militer tidak ada rudal yang memicu pengeboman, seperti dugaan yang diutarakan Presiden Aoun.

Tentara Lebanon melaporkan bahwa 108 tentara, termasuk delapan perwira, terluka akibat konfrontasi yang terjadi dengan pengunjuk rasa pada Sabtu malam di Beirut. Dua petugas terluka parah.

Ledakan dahsyat hari Selasa di Beirut menghancurkan ribuan rumah, merusak pintu dan jendela, menjatuhkan lemari, melontarkan buku-buku, rak, lampu, serta benda lainnya.

Dalam hitungan detik, lebih dari seperempat juta penduduk ibu kota Lebanon kehilangan rumah. Diperkirakan 6.200 bangunan rusak akibat ledakan, menurut laporan Al Jazeera.

Ledakan di Beirut juga menciptakan kawah sedalam 43 meter di lokasi tersebut, menurut laporan media lokal. Kawah besar itu terletak di dekat lumbung gandum Lebanon yang juga hancur akibat ledakan.

Berita terkait

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

12 hari lalu

Hizbullah Tembakkan Puluhan Roket ke Pangkalan Militer Israel

Konflik antara Israel - Lebanon kian rumit. Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel.

Baca Selengkapnya

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

13 hari lalu

Paus Fransiskus Khawatirkan Timur Tengah, Serukan Dialog dan Diplomasi

Paus Fransiskus pada Ahad mengemukakan kekhawatiran mengenai situasi di Timur Tengah serta menyerukan untuk terus dilakukan dialog dan diplomasi.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

13 hari lalu

Emmanuel Macron Minta Hizbullah Ditarik dari Perbatasan Israel-Lebanon

Emmanuel Macron rapat dengan Perdana Menteri Lebanon untuk mendiskusikan kelompok Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

17 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

20 hari lalu

Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, Begini Tanggapan Negara-negara di Kawasan Timur Tengah

Serangan balasan Iran ke Israel menuai beragam respons dari negara-negara di dunia, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

24 hari lalu

Khotbah Idul Fitri, Pemimpin Tertinggi Iran Kutuk Israel atas Serangan Berdarah di Gaza

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengutuk Israel dan Barat atas kejahatan di Gaza selama Ramadan dan enam bulan terakhir

Baca Selengkapnya

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

31 hari lalu

Militer Lebanon Sebut Tiga Pengamat PBB Terluka akibat Ranjau Darat

Investigasi militer Lebanon yang sedang berlangsung menetapkan bahwa sebuah ranjau darat melukai tiga pengamat militer PBB dan seorang penerjemah

Baca Selengkapnya

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

33 hari lalu

Hamas: Keputusan Hentikan Perang Gaza Ada di Tangan AS

Keputusan untuk menghentikan perang di Gaza ada di tangan Amerika Serikat, kata seorang perwakilan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Lebanon

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Pasukan Arab di Tepi Barat hingga Israel Disebut Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 31 Maret 2024 masih seputar agresi Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya