TEMPO.CO, Jakarta - Setelah merampungkan semua persiapan, Turki akan menyelenggarakan salat Jumat berjamaah di Hagia Sophia pada 24 Juli 2020. Kepastian itu disampaikan oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Jumat, 10 Juli 2020, setelah mengumumkan perubahan fungsi Hagia Sophia dari museum ke masjid.

“Saya mengundang semua orang untuk menghormati keputusan yang diambil pengadilan dan badan-badan eksekutif lainnya di negara ini terhadap Hagia Sophia,” kata Erdogan, seperti dikutip dari aa.com.tr.

Museum Hagia Sophia atau Ayasofya. REUTERS

Setelah 85 tahun, fungsi Hagia Sophia yang sebelumnya museum kembali menjadi masjid. Presiden Erdogan mengatakan pintu Hagia Sophia akan terbuka bagi masyarakat Turki, WNA, umat Islam dan non-muslum, sama seperti masjid pada umumnya. Hagia Sophia akan merangkul semua orang dengan status barunya sebagai masjid dalam cara yang lebih tulus.

Menurut Erdogan, pihaknya menerima segala pandangan orang atas perubahan fungsi Hagia Sophia ini, namun dia pun menekankan sikap yang berlebihan atas perubahan fungsi ini akan dianggap mencederai kemerdekaan Turki.

“Saya garis bawahi, kami akan membuka Hagia Sophia sebagai sebuah masjid dengan melestarikan warisan budaya bersama kemanusiaan ini,” kata Erdogan.

Para pengunjung Hagia Sophia bisa mengunjungi warisan berharga ini tanpa dipungut biaya apapun. Umat Islam, Kristen dan Yahudi tinggal dengan damai di Istanbul dan masyarakat Turki memperlakukan tempat ibadah agama lain dengan rasa hormat, berbeda dengan peninggalan era Ottoman di Eropa timur dan negara-negara Balkan yang hilang secara perlahan.

Dia menekankan adalah hak Turki terhadap Hagia Sophia, yang tetap akan diingat sebagai museum. Hagia Sophia selama berabad-abad digunakan sebagai gereja di kekaisaran Byzantine hingga pada 1453 diubah menjadi sebuah masjid setelah Istanbul ditaklukkan oleh Sultan Mehmet II.