Perusahaan Teknologi Amerika di Hong Kong Segan Beri Data ke Cina

Kamis, 9 Juli 2020 07:00 WIB

Ilustrasi Hacker Facebook atau Twitter. REUTERS/Dado Ruvic/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Diberlakukannya UU Keamanan Nasional Hong Kong memaksa sejumlah perusahaan teknologi Amerika seperti Google dan Facebook menimbang kembali keberadaan mereka di sana. Sebab, UU Keamanan Nasional Hong Kong memperbolehkan Cina untuk meminta segala data pengguna dan menyensor konten yang dianggap melanggar regulasi baru itu.

Hal tersebut diungkapkan oleh anggota parlemen Hong Kong, Charles Mok. Mok berkata, perusahaan-perusahaan tersebut segan menuruti UU Keamanan Nasional Hong Kong dan menimbang untuk keluar dari pasar sana. Padahal, seperti Facebook, mereka belum lama membuka kantor baru di Hong Kong.

"Mereka menimbang kembali liabilitas yang harus mereka hadapi dengan berada di Hong Kong," ujar Mok, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 8 Juli 2020.

Mok melanjutkan, jika perusahaan-perusahaan itu menolak mematuhi UU Keamanan Nasional Hong Kong, mereka bisa diperkarakan oleh Hong Kong. Skenario terburuk, kepala cabang di Hong Kong dipenjarakan.

Hingga berita ini ditulis, perusahaan-perusahaan teknologi AS di Hong Kong belum memutuskan apakah akan menuruti kebijakan data dan sensor. Facebook, Google, dan Twitter, pada Senin kemarin, misalnya, menyatakan bahwa mereka belum memproses permintaan Cina dan Hong Kong untuk mendapat data pengguna.

Facebook adalah salah satu yang dalam posisi sulit. Selain belum lama ini mereka membuka kantor baru di Hong Kong, mereka juga mendapat revenue sebesar US$5 miliar dari penjualan iklan di sana. Kebanyakan pelanggan mereka adalah perusahaan Cina yang kesulitan mengakses Facebook dari negeri tirai bambu tersebut.

Permintaan data dari negara tempat mereka beroperasi bukanlah hal baru untuk perusahaan seperti Facebook, Google, dan Twitter. Mereka sudah biasa menghadapinya. Sensor pun juga biasa ditangani dengan Geo Blocking di mana jenis konten dibatasi sesuai aturan tiap negara. Namun, mereka khawatir Cina dan Hong Kong akan meminta lebih dari sekedar data lokal, tetapi juga data luar negeri.

"Jika mereka menuruti UU Keamanan Nasional Hong Kong, maka berpotensi mereka juga melanggar aturan di negara lain (soal data pengguna luar negeri)," ujar Presiden Federasi Teknologi Informasi Hong Kong, Francis Fong Po-kiu.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

8 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

10 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

17 jam lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

19 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

22 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

23 jam lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya