153 Ekonom Amerika Dukung Stimulus Uang Tunai Covid-19

Reporter

Terjemahan

Editor

Budi Riza

Rabu, 8 Juli 2020 09:31 WIB

Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Washington – Sebanyak 153 orang ekonom menyarankan pemerintah Amerika Serikat terus membagikan uang tunai langsung kepada masyarakat untuk meningkatkan konsumsi publik di tengah merosotnya ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Mereka menyampaikan saran ini lewat surat kepada pemerintah AS agar kebijakan pembagian uang tunai berlanjut hingga ekonomi menjadi lebih kuat.

“Dampak pembayaran putaran pertama bagi masyarakat adalah bantuan darurat agar mereka bisa hidup selama beberapa pekan,” kata para ekonom seperti dilansir Reuters pada Rabu, 8 Juli 2020.

Mereka melanjutkan,”Jika bisnis sudah mulai beroperasi dan lapangan pekerjaaan mulai tersedia maka masih ada masalah ekonomi yang signifikan. Permintaan konsumsi masih akan melemah jika orang-orang tidak punya uang untuk belanja.”

Surat para ekonom ini diorganisasi oleh dua lembaga ekonomi yaitu Economic Security Project dan The Justice Collaborative.

Advertising
Advertising

Sejumlah ekonom itu seperti Jason Furman, yang mengetuai Dewan Penasehat Ekonomi pada masa pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama.

Lalu ada Claudia Sahm, yang merupakan mantan ekonom The Fed. Dan ada Darrick Hamilton dari Kirwan Institute untuk Studi Ras dan Etnisitas dari Ohio State University.

Sebagian penandatangan surat ini adalah pendukung kandidat Presiden Joe Biden, yang akan bertarung melawan Presiden AS, Donald Trump, pada pemilihan Presiden 3 November 2020.

Pemerintah AS telah menggelontorkan program uang tunai bagi masyarakat pada April 2020 lewat Undang-Undang CARES, yang menganggarkan total US$2.3 triliun atau sekitar Rp33.200 triliun.

Saat ini, AS menempati posisi teratas untuk jumlah korban Covid-19 yaitu sebanyak sekitar 2.99 juta orang. Korban tewas mencapai sekitar 131 ribu orang.

Total korban terpapar Covid-19 atau Corona adalah 11.8 juta orang dengan sekitar 543 ribu orang meninggal dunia di sekitar 190 negara seperti dilansir Johns Hopkins University.

Berita terkait

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

1 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

2 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

4 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sarankan APBN 2025 Fokus pada Sejumlah Sektor, Makan Siang Gratis Ditunda

5 hari lalu

Ekonom Sarankan APBN 2025 Fokus pada Sejumlah Sektor, Makan Siang Gratis Ditunda

Prabowo berjanji jika terpilih sebagai presiden, dia akan melaksanakan program makan siang gratis.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya