Hong Kong Perintahkan Sekolah Buang Buku yang Melanggar UU

Rabu, 8 Juli 2020 08:00 WIB

Orang-orang membaca buku di Perpustakaan Pusat Hong Kong setelah buku-buku aktivis demokrasi dilarang karena undang-undang keamanan nasional di Hong Kong, Cina 6 Juli 2020. [REUTERS / Tyrone Siu]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Hong Kong pada Senin memerintahkan sekolah-sekolah untuk meninjau dan mengeluarkan semua buku yang mungkin melanggar UU Keamanan Nasional Hong Kong yang diberlakukan Beijing pekan lalu.

"Sesuai dengan empat jenis pelanggaran yang diatur dengan jelas dalam undang-undang, manajemen sekolah dan guru harus meninjau materi pengajaran dan pembelajaran secara tepat waktu, termasuk buku,” kata Biro Pendidikan Hong Kong, dikutip dari Hong Kong Free Press, 7 Juli 2020.

"Jika mereka menemukan konten lama atau konten yang mungkin menyangkut empat pelanggaran tersebut, mereka harus mengeluarkannya," kata biro.

Undang-undang keamanan nasional secara dramatis memperluas kekuasaan otoritas lokal dan daratan untuk menyelidiki, menuntut dan menghukum para pembangkang. UU ini mengkriminalisasi separatisme, subversi, terorisme, dan kolusi dengan pihak asing dan mereka yang dihukum karena kejahatan tersebut dapat menghadapi hukuman seumur hidup di penjara.

Bagian dari undang-undang baru termasuk pengenalan "pendidikan keamanan nasional" di sekolah-sekolah dan universitas, CNN melaporkan. Terakhir kali Hong Kong mencoba memperkenalkan pendidikan kewarganegaraan Cina ke sekolah-sekolah lokal pada 2012, tetapi puluhan ribu orang melakukan protes di jalan-jalan dengan alasan itu merupakan propaganda daratan.

Advertising
Advertising

Arahan ke sekolah-sekolah datang setelah beberapa aktivis politik dilaporkan buku-buku mereka dikeluarkan dari perpustakaan umum di Hong Kong.

Perpustakaan umum juga diskors karena meminjamkan beberapa judul dan situs web perpustakaan mereka terdaftar sebagai "sedang ditinjau" pada hari Sabtu, menurut penyiar publik RTHK.

Aktivis Pro Demokrasi asal Hong Kong, Joshua Wong, datang ke Kongres Amerika Serikat meminta dukungan penerapan demokrasi pada September 2019. Reuters

Di antara judul-judul buku yang dikeluarkan adalah dua buku yang ditulis oleh Joshua Wong, aktivis pro demokrasi Hong Kong terkemuka yang membantu memimpin protes massa gerakan Umbrella 2014, dan satu dari anggota parlemen pro demokrasi Tanya Chan.

Dalam konferensi pers pada hari Selasa, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menepis kekhawatiran bahwa undang-undang tersebut merusak kebebasan rakyat, dan mengatakan bahwa ia akan memulihkan stabilitas dan membantu warganya menggunakan hak dan kebebasan mereka, tanpa diintimidasi atau diserang.

"Alih-alih menyebarkan ketakutan, undang-undang itu justru akan menghilangkan ketakutan dan membiarkan orang-orang Hong Kong kembali ke kehidupan damai yang normal dan Hong Kong akan melanjutkan statusnya sebagai salah satu kota teraman di dunia," katanya.

Kepada pekerja media yang khawatir tentang penyensoran atau penuntutan di bawah hukum, Lam mengatakan, "jika wartawan dapat menjamin bahwa mereka tidak akan melanggar hukum ini, maka saya juga dapat menjamin hal yang sama."

Komentar Lam muncul setelah pemerintah Hong Kong pada hari Senin mengatakan bahwa mereka akan melakukan peninjauan enam bulan terhadap tata kelola dan manajemen penyiaran publik RTHK mulai 15 Juli.

Berita terkait

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

17 jam lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

2 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

3 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

5 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

5 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

6 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

11 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

13 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

16 hari lalu

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

Truong My Lan, taipan real estate dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Vietnam. Apa yang diperbuatnya? Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya