Miris! 5 "Korban" Pertama UU Keamanan Nasional Hong Kong

Senin, 6 Juli 2020 17:43 WIB

Polisi Hong Kong menangkap seorang pria yang diduga menabrak polisi saat demonstrasi pada Jumat, 3 Juli 2020. Pria ini terkena tuntutan pasal terorisme dan upaya pemisahan diri. Jedennews

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang sepekan pemberlakuan UU Keamanan Nasional Hong Kong, Cina telah melakukan sejumlah penangkapan, penyitaan, dan larangan yang belum pernah terjadi di Hong Kong. Bahkan pengambilan sampel DNA orang-orang anti Cina.

Berikut 5 fakta tentang larangan dan penangkapan yang dianggap melanggar UU Keamanan Nasional Hong Kong sebagaimana dilaporkan South China Morning Post, Reuters, dan Hong Kong Free Press.

1. Hari pertama pemberlakuan undang-undang yang ditolak mayoritas warga Hong Kong pada 1 Juli 2020, Cina menangkap pengunjuk rasa Tong Ying-kit.

Pria berusia 23 tahun ini menjadi orang pertama yang dijerat UU Keamanan Nasional Hong Kong dengan dakwaan melakukan tindakan pemisahan diri dan terorisme.

Tong hari ini, 6 Juli 2020, diadili di Pengadilan West Kowloon. Dakwaan berat itu dijeratkan kepada dirinya karena saat unjuk rasa berlangsung pada 1 Juli, Tong dengan sepeda motor membawa bendera ke arah petugas polisi seraya menyerukan "Bebaskan kota ini."

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Tong disebut berada di distrik Wan CDhai dekat jalan Hennessy untuk mengorganisasi, merancang, melakukan atau ikut serta dalam aksi memisahkan Hong Kong dari Cina.

Tong juga dituduh cenderung menggunakan kekerasan atau tindakan berbahaya yang mengganggu keamanan publik sehingga dia dijerat pasal terorisme.

Tong dibawa ke ruang pengadilan dengan menggunakan kursi roda akibat kecelakaan saat unjuk rasa di hari pertama pemberlakuan UU Keamanan Nasional Hong Kong. Dia sempat dirawat di rumah sakit.

2. Cina menarik semua buku tentang demokrasi dari seluruh perpustakaan umum di Hong Kong dengan alasan untuk mengkaji kembali apakah buku-buku yang ditulis para aktivis pro-demokrasi melanggar UU Keamanan Nasional.

3. Cina juga melarang orang-orang membawa bendera dan membuat slogan "Bebaskan Hong Kong, revolusi zaman kita." Jika slogan itu ditemukan, pelaku akan dijerat pasal terorisme dan menghasut pemisahan diri dari Cina.

4. Profesor hukum terkemuka Cina, Xu Zhangrun, yang mengkritisi kepemimpinan Cina dibawa dari rumahnya di Beijing dan dijebloskan ke rumah tahanan polisi Senin pagi ini.

Selain menangkap Xu yang bekerja sebagai akademisi di Universitas Tsinghua, polisi juga menyita komputer dan properti lainnya dari rumah Xu di Changping.

"Kami mendengar banyak polisi datang pagi ini dan mereka datang mengendarai sekitar 10 mobil. Kami tidak tahu mengapa dia dibawa," ujar seorang teman Xu sebagaimana dilaporkan South China Morning Post.

5. Polisi Hong Kong memaksa untuk mengambil sampel DNA dari 10 orang yang ditangkap atas tuduhan melanggar UU Keamanan Nasional Hong Kong.

Sejumlah pengacara Hong Kong mengecam pengambilan paksa sampel DNA 10 orang yang ditangkap saat berunjuk rasa memperingati 23 tahun Hong Kong diserahkan Inggris ke Cina.

Berita terkait

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

2 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

3 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

7 jam lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

23 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

23 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya