Otoritas Tuntut Pria Hong Kong dalam Kasus Terorisme

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 4 Juli 2020 20:01 WIB

Polisi Hong Kong menangkap seorang pria yang diduga menabrak polisi saat demonstrasi pada Jumat, 3 Juli 2020. Pria ini terkena tuntutan pasal terorisme dan upaya pemisahan diri. Jedennews

TEMPO.CO, Hong Kong – Otoritas Hong Kong menuntut seorang pria, yang membawa spanduk “Bebaskan Hong Kong” sambil menabrak polisi dengan sepeda motor, dengan tuntutan berdasarkan undang-undang keamanan nasional yang baru.

Pria bernama Tong Ying-kit, 23 tahun, ini dikenai pasal separatisme dan terorisme pada Jumat, 3 Juli 2020.

“Dia menabrakkan sepeda motor ke arah petugas dan melukai beberapa orang,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 3 Juli 2020.

Beijing menerapkan UU keamanan Nasional Hong Kong pada awal pekan ini.

Alasannya untuk menangani aksi kerusuhan yang kerap terjadi dalam demonstrasi Hong Kong sejak Juni 2020.

Advertising
Advertising

Warga berdemonstrasi karena awalnya menolak rancangan undang-undang ekstradisi, yang memungkinkan warga diekstradisi ke Cina jika dinilai bersalah.

Belakangan aksi demonstrasi ini meluas ke menjadi desakan penerapan demokrasi yang lebih luas.

Ini karena warga Hong Kong menilai Beijing berusaha membatasi kebebasan berekspresi di sana sejak penyerahan kota itu oleh Inggris ke Cina pada 1997 seperti dilansir Channel News Asia.

Warga Hong Kong kembali turun ke jalan di tengah pandemi Covid-19 untuk menolak UU keamanan nasional ini.

Kritik menilai UU keamanan nasional Hong Kong itu menghukum tindak kejahatan pemisahan diri, subversi, terorisme, dan kolusi dengan pasukan asing.

Hukuman maksimal berupa hukuman seumur hidup. Ini dinilai sebagai upaya Beijing meredam permintaan warga Hong Kong untuk demokrasi yang lebih luas.

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

2 jam lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

10 jam lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

11 jam lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

16 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

20 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

2 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

3 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

3 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya