India Larang Perusahaan Cina Ikut Proyek Jalan Tol

Kamis, 2 Juli 2020 18:00 WIB

Tentara mengibarkan bendera India di atas jasad Sunil Kumar, seorang prajurit India yang terbunuh dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan Cina di wilayah Ladakh, sebelum kremasinya di Maner, di negara bagian Bihar, India, 18 Juni 2020. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Transportasi India Nitin Gadkari mengatakan pada Rabu bahwa India tidak akan mengizinkan perusahaan Cina untuk berpartisipasi dalam proyek jalan tol, termasuk proyek joint venture, di tengah memanasnya sengketa perbatasan India-Cina.

Gadakri juga mengatakan pemerintah memastikan bahwa investor Cina tidak akan berminat menanam modal di berbagai sektor seperti Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), menurut laporan surat kabar India, The Hindu, 1 Juli 2020.

Pernyataan menteri senior itu muncul di tengah kebuntuan perundingan antara India dan Cina di Ladakh setelah bentrokan fisik antartentara perbatasan yang menewaskan 20 personel Angkatan Darat India bulan lalu.

Di tengah meningkatnya ketegangan, pemerintah India pada hari Senin melarang 59 aplikasi, sebagian besar memiliki hubungan Cina, mengutip ancaman terhadap keamanan nasional.

"Kami tidak akan memberikan izin kepada usaha joint venture yang memiliki mitra Cina untuk pembangunan jalan. Kami telah mengambil sikap tegas bahwa jika mereka (perusahaan Cina) datang melalui joint venture di negara kami, kami tidak akan mengizinkannya," kata Gadkari kepada PTI.

Advertising
Advertising

Menteri Transportasi Jalan Raya, Jalan Tol dan UMKM itu mengatakan akan mengeluarkan kebijakan yang melarang perusahaan Cina sekaligus memberikan kelonggaran bagi perusahaan India memperluas kriteria kelayakan mereka untuk berpartisipasi dalam proyek jalan raya dan tol.

Saat ini hanya beberapa proyek yang dilakukan lebih awal yang melibatkan beberapa perusahaan mitra dari Cina. Ketika ditanya tentang ini, menteri transportasi mengatakan bahwa keputusan baru akan diimplementasikan dalam tender saat ini dan masa depan.

Sehubungan dengan tender yang ada dan penawaran masa depan, Gadkari mengatakan rebidding akan dilakukan untuk joint venture mitra Cina dalam proyek yang sudah berjalan.

"Kami telah mengambil keputusan untuk melonggarkan norma bagi perusahaan kami untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat dalam penawaran dalam proyek-proyek besar. Saya telah mengarahkan Sekretaris Jalan Raya (Giridhar Aramane) dan Ketua NHAI (SS Sandhu) untuk mengadakan pertemuan untuk merelaksasi norma teknis dan keuangan sehingga perusahaan kami dapat memenuhi syarat untuk bekerja," katanya.

Gadkari mengatakan jika seorang kontraktor dapat memenuhi syarat untuk proyek kecil, mereka juga dapat memenuhi syarat untuk proyek besar. "Norma konstruksi tidak bagus jadi saya minta untuk mengubahnya. Kami mengubahnya sehingga kami dapat mendorong perusahaan India," ujarnya.

Menurut dia, norma kualifikasi untuk proyek sedang dirasionalisasi untuk memastikan perusahaan India tidak perlu masuk ke dalam pakta dengan mitra asing untuk mengambil proyek.

"Bahkan jika kita harus terlibat joint venture dengan perusahaan asing di bidang teknologi, konsultasi atau desain, kita tidak akan mengizinkan orang Cina," kata Gadkari.

Menanggapi hal ini, Kementerian Perdagangan Cina telah meminta New Delhi untuk memperbaiki tindakan diskriminatif terhadap perusahaan-perusahaan Cina.

Menurut juru bicara kementerian, Gao Feng, Cina belum mengadopsi tindakan pembatasan atau diskriminatif terhadap produk dan layanan India, dan menambahkan tindakan India melanggar aturan WTO, Sputniknews melaporkan.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Narendra Modi membuat langkah simbolis dengan berhenti dari aplikasi microblogging media sosial Cina, Weibo, dua hari setelah India melarang 59 Aplikasi Cina.

Perintah oleh Kementerian Dalam Negeri menyarankan bahwa langkah itu akan melindungi kedaulatan dunia maya dan melindungi kepentingan puluhan juta pengguna ponsel dan internet India.

India dan Cina telah lama terlibat dalam konflik perbatasan karena tidak adanya perbatasan yang ditandai, dan hanya memiliki Line of Actual Control (LAC) untuk menandai wilayah masing-masing di Himalaya sejak perang perbatasan pada tahun 1962.

Ketegangan baru-baru ini memburuk akibat serangkaian bentrokan yang dimulai pada bulan Mei.

Bentrokan terakhir terjadi pada 15 Juni dan menyebabkan 20 tentara India tewas, sementara media India mengklaim dua kali lipat tentara Cina tewas meski Beijing membantah laporan ini.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

53 menit lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

5 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

11 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

20 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

23 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

23 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya