Fakta dan Konsekuensi Aneksasi Tepi Barat oleh Israel

Selasa, 30 Juni 2020 10:00 WIB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi isyarat saat ia menyampaikan pernyataan selama kunjungannya di hotline nasional Kementerian Kesehatan, di Kiryat Malachi, Israel 1 Maret 2020. [REUTERS / Amir Cohen]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Israel akan melakukan pemungutan suara di Knesset (Parlemen Israel) pada 1 Juli terkait rencana aneksasi Tepi Barat dan Lembah Yordan untuk memperluas kedaulatannya berdasarkan proposal perdamaian Donald Trump.

Proposal perdamaian Trump menguntungkan Israel karena memberikan lampu hijau kepada Israel untuk mencaplok 30 persen permukiman ilegal yang sudah berdiri di Tepi Barat, dan ini termasuk Lembah Yordan.

Rencana yang diumumkan pada Januari, mengusulkan untuk mendirikan negara Palestina yang di-demiliterisasi di kantong-kantong wilayah Palestina yang saling terpisah.

Ini tidak termasuk Yerusalem Timur yang diduduki, yang diimpikan Otoritas Palestina (PA) sebagai ibu kota negara masa depan.

Sekilas tentang aneksasi Tepi Barat

Aneksasi adalah istilah yang digunakan ketika suatu negara secara sepihak menggabungkan wilayah lain dalam perbatasannya.

Advertising
Advertising

Menganeksasi Lembah Yordan berarti Israel akan secara resmi menganggapnya bagian dari negaranya.

"Hukum internasional sangat jelas: Penambahan dan penaklukan wilayah dilarang oleh Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Michael Lynk, pakar independen PBB tentang hak asasi manusia di wilayah Palestina, seperti dikutip dari Al Jazeera, 29 Juni 2020.

Tepi Barat dipandang sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional, membuat semua permukiman Yahudi di sana, atau rencana aneksasi, akan dianggap ilegal.

AS telah menolak konsensus bahwa permukiman Israel di tanah Palestina adalah ilegal.

"Keputusan tentang Israel yang memperluas kedaulatan ke tempat-tempat itu adalah keputusan yang harus dibuat oleh orang Israel," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pekan lalu.

Apa reaksi internasional?

PBB dan Uni Eropa mengatakan rencana itu mengancam kemungkinan mencapai kesepakatan damai dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama.

Negara-negara Arab juga telah memperingatkan bahwa aneksasi yang direncanakan dapat mempengaruhi keamanan di wilayah tersebut.

Sebuah pandangan menunjukkan Lembah Yordan dekat kota Tepi Barat Jericho, 21 Januari 2016.[REUTERS / Mohamad Torokman]

Apa konsekuensi bagi Palestina?

Aneksasi Israel yang direncanakan akan membuat orang-orang Palestina kehilangan tanah pertanian dan sumber daya air, terutama di wilayah Lembah Yordan.

Aneksasi juga akan secara efektif mematikan solusi dua negara untuk konflik Arab-Israel yang didasarkan pada gagasan tanah untuk perdamaian.

Tetapi banyak orang Palestina akan berpendapat bahwa aneksasi hanyalah formalitas untuk apa yang telah terjadi di tanah di Tepi Barat yang diduduki selama bertahun-tahun.

Peningkatan pembangunan permukiman selama beberapa tahun terakhir, bersamaan dengan jalan khusus permukiman Yahudi yang menghubungkan dengan Israel, telah memecah kota dan desa Palestina yang kini menjadi kantong-kantong yang saling terpecah.

Bagaimana reaksi kepemimpinan Palestina?

Mohammad Shtayyeh, perdana menteri Otoritas Palestina (PA), menyebut rencana aneksasi sebagai ancaman eksistensial dan mengatakan Palestina akan merespons dengan tindakan mereka sendiri.

Pada Mei 2019, PA mengatakan akan membatalkan semua perjanjian bilateral dengan Israel dan AS.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki memperingatkan bahwa pencaplokan akan menjadi kejahatan dan berdampak langsung.

Pemerintah Hamas yang bermarkas di Gaza menyerukan persatuan di antara warga Palestina dan aksi perlawanan populer terhadap rencana Israel untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat yang diduduki. Sayap perlawanan Hamas mengatakan aneksasi berarti deklarasi perang Israel terhadap Palestina.

Risiko aneksasi Tepi Barat bagi Israel

Aneksasi Tepi Barat akan membuat wilayah pendudukan Israel semakin luas, tetapi bukan berarti Israel menjadi lebih aman.

Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbad mengancam akan membubarkan Otoritas Palestina jika Israel bergerak maju.

Mahmoud Abbas juga mengatakan pasukan keamanan PA akan menyerahkan semua senjatanya ke militer Israel (IDF) jika Israel bergerak maju dengan rencana aneksasi Tepi Barat dan Lembah Yordan.

Abbas mengatakan senjata akan dikirim pasukan keamanan PA ke Markas IDF di Yudea dan Samaria dekat Bet El, dan semua tanggung jawab untuk keamanan di wilayah tersebut akan diserahkan ke Israel, menurut Kan 11 News pada Sabtu malam.

Ynetnews, mengutip sumber pemerintahan Palestina, mengatakan bahwa PA telah menyiapkan berbagai skenario mengenai potensi kejatuhan dari aneksasi Israel.

Menurut skenario, pencaplokan akan memicu peningkatan penembakan, penikaman dan serangan lain terhadap target Israel terutama di seluruh Garis Hijau dan bukan di Tepi Barat.

Para pejabat Palestina yang melihat skenario ini mengatakan ada asumsi bahwa Hamas atau Jihad Islam akan mencoba melakukan pengeboman bunuh diri sebagai pembalasan atas aneksasi Tepi Barat.

"Ini akan menjadi skenario di mana orang tidak akan lagi peduli apakah mereka hidup atau mati, dan karena itu beberapa akan lebih memilih untuk mati sebagai syahid (dalam serangan bunuh diri)," kata sumber PA.

Sumber menekankan bahwa PA akan melonggarkan keamanan secara signifikan setelah aneksasi Tepi Barat diumumkan.

Times of Israel melaporkan Amerika Serikat belum merestui aneksasi karena bisa menjauhkan Palestina dari negosiasi perdamaian.

Ada juga kekhawatiran perlawanan Yordania yang memiliki perjanjian damai dengan Israel jika aneksasi Tepi Barat tetap dilakukan.

Berita terkait

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

1 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

4 jam lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

5 jam lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

6 jam lalu

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

7 jam lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

11 jam lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

12 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

13 jam lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

14 jam lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

15 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya