TEMPO Interaktif, Petalingjaya: Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim mendaku sudah mendapat lebih dari 31 anggota parlemen dari kubu pemerintahan atau Barisan Nasional yang sudah sepakat untuk membelot ke kelompok oposisi, Pakatan Rakyat. Anwar pun telah mengajukan tuntutan kepada Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi.
Akan tetapi, Anwar menolak menyebutkan 31 anggota Barisan Nasional tersebut. Anwar mengatakan dalam jumpa pers di markas Partai Keadilan Rakyat di Petalingjaya, Selasa (16/9), ia akan memberikan daftar nama tersebut ke Badawi ketika bertemu dengannya.
Anwar juga menegaskan bahwa transisi menuju pemerintahan baru ditunda beberapa hari untuk bertemu dengan Badawi. Pertemuan dilakukan untuk memastikan transisi yang damai dan lancar. Menurut Anwar, waktu dan tempat pertemuan dengan Badawi kini tergantung Badawi.
Menurut Anwar, dalam surat yang diajukan pada Badawi, Senin, Pakatan Rakyat mengajukan empat tuntutan untuk memastikan transisi berjalan lancar.
Pertama, Barisan Nasional tidak mencegah anggota parlemen yang ingin bertindak sesuai nurani, hak konstitusi, dan penilaian secara independen. Kedua, pemerintahan Barisan tidak mengenakan Internal Security Act kepada para anggota parlemen yang membelot dan anggota parlemen Pakatan saat ini.
Ketiga, pemerintah Barisan Nasional tidak menerapkan undang-undang darurat atau kekuatan polisi atau menangguhkan konstitusi atau membubarkan parlemen. Dan keempat, Barisan Nasional tidak mencegah anggota parlemen yang ingin datang ke parlemen atau institusi pemerintah lainnya.
Sementara itu, Deputi Perdana Menteri Najib Tun Razak yakin Barisan Nasional akan tetap berkuasa meski oposisi berupaya menggulingkan mereka. "Kami selalu optimistis. Kami selalu yakin bahwa pemerintahan yang sama akan tetap berkuasa," ujar Najib.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.