Warga India Marah Bakar Bendera Cina dan Desak Boikot Produk

Jumat, 19 Juni 2020 08:59 WIB

Tentara mengibarkan bendera India di atas jasad Sunil Kumar, seorang prajurit India yang terbunuh dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan Cina di wilayah Ladakh, sebelum kremasinya di Maner, di negara bagian Bihar, India, 18 Juni 2020. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Rakyat India membakar bendera Cina, foto Presiden Xi Jinping sambil meneriakkan slogan anti Cina sebagai luapan amarah atas kematian 20 tentara dalam bentrokan di perbatasan Himalaya tiga hari lalu.

Warga India meneriakkan Kemenangan bagi Ibu India saat memakamkan Kolonel B. Santosh Babu, tentara paling senior yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan Cina di desa perbatasan kedua negara.

Di kota Kanpur, wilayah utara India, warga mengejek Cina dengan membakar foto Presiden Xi dan bendera Cina, dan meneriakkan slogan anti Cina. Peristiwa yang sama terjadi di Cuttack, wilayah timur India.

Di kota Surat, wilayah barat India, sekelompok orang membuang televisi buatan Cina dalam unjuk rasa kemarin.

"Dalam situasi saat ini, isu Cina tidak seharusnya dianggap remeh. Dalam banyak kasus, mungkin Cina menginvestasikan uang, namun saya pikir hal-hal biasa yang kita beli dari pasar, kita harus pastikan bahwa kita menghindari produk Cina itu," kata Ram Vilas Paswan, Menteri Urusan Makanan dan Konsumen kepada Economic Times sebagaimana dilaporkan Reuters, 18 Juni 2020.

Advertising
Advertising

Partai garis keras nasionalis pendukung Perdana Menteri Narendra Modi, Partai Bharatiya Janata menyuarakan boikot produk Cina dan membatalkan kontrak kerja dengan sejumlah perusahaan Cina.

"Cina keluar," teriak pengunjuk rasa kemarin di New Delhi.

The Associated Press melaporkan, Ketua partai oposisi India, Kongres, Rahul Gandhi menuntut jawaban dari angkatan bersenjata mengenai alasan pasukan dikirim tanpa senjata untuk kemudian jadi martir.

Menteri Urusan Luar India, Subrahmanyam Jaishandar menjelaskan, tentara India membawa senjata, namun pasukan dari kedua belah pihak tidak boleh menggunakannya sesuai perjanjian tahun 1996 dan 2005 antara kedua negara.

Eskalasi bentrokan terjadi bukan mendadak, namun sudah sejak awal Mei ketegangan terjadi antar dua pasukan di perbatasan. Pasalnya, tentara Cina menyeberang perbatasan India sebanyak tiga kali, mendirikan tenda dan pos jaga dan mengabaikan peringatan untuk keluar dari wilayah India.

Ketegangan mencapai puncaknya ketika dua pasukan saling lempar dan bergulat di desa terpencil berjarak 3.380 kilometer di Garis Kontrol Aktual.

Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi berbicara melalui telepon dengan Menteri Jaishankar kemarin menuntut India melakukan penyelidikan dan hukuman tegas bagi mereka yang bertanggung jawab atas bentrokan itu.

Namun Menteri Jaishankar menuding Cina sengaja mendirikan bangunan di Lembah Galwan, Himalaya.

"Ini tindakan terencana yang secara langsung bertanggung jawab atas korban sebagai akibat dari kekerasan itu," ujarnya dalam pernyataan.

Berita terkait

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

4 jam lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

2 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

4 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

4 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

8 hari lalu

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.

Baca Selengkapnya

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

9 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

14 hari lalu

Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.

Baca Selengkapnya