Keluarga Tentara India Minta Cina Dihukum Atas Insiden di Galwan

Kamis, 18 Juni 2020 18:05 WIB

Tentara India dan Cina bersama-sama merayakan Tahun Baru 2019 di Bumla di sepanjang perbatasan Indo-Cina, Arunachal Pradesh [Foto PTI/The Print]

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga dari tentara yang tewas di perkelahian lembah Galwan, perbatasan India dan Cina, meminta pertanggungjawaban dari negari tirai bambu. Dikutip dari kantor berita Reuters, keluarga korban mendesak Perdana Menteri Narendra Modi mencari cara untuk menghukum Cina atas insiden berdarah itu.

Salah satu yang menuntut pertanggungjawaban itu adalah Neha Ojha, istri dari Kundan, satu dari 20 tentara yang tewas di lembah Galwan. Dikutip dari Reuters, Ojha tidak menyangka suaminya tewas karena sebelumnya mereka masih sempat bersenda gurau soal nama anak mereka yang belum lama lahir.

"Saya menanti dia untuk menamani anak kami. Namun, sekarang, saya malah menyiapkan pemakamannya," ujar Ojha, Kamis, 18 Juni 2020.

Diberitakan sebelumnya, tentara India dan Cina kembali berkelahi beberapa hari lalu di lembah Galwan. Galwan adalah daerah perbatasan yang memisahkan Ladakh (India) dan Xinjiang (Cina).

Perkelahian antar tentara yang berjaga di sana sesungguhnya bukan hal baru. Tahun ini, hal tersebut terjadi beberapa kali. Namun, perkelahian terbaru pada Senin kemarin menewaskan puluhan tentara India, menjadikannya sebagain insiden terparah dalam 4 dekade terakhir.

Baik India dan Cina sama-sama tidak mau disalahkan atas insiden tersebut. Mereka saling klaim bahwa pihak lawan yang bertanggung jawab karena memprovokasi. Bahkan, kedua negara mengancam akan memberikan reaksi keras jika situasi memburuk. Walau begitu, keduanya sepakat untuk mengupayakan deeskalasi.

Ojha berkata, selama ini dirinya tak pernah khawatir atas perkelahian di lembah Galwan. Sebab, kata ia, Kundan membandingkannya dengan perkelahian di sekolah alias bukan perkelahian yang benar-benar serius. Itulah kenapa dirinya tak menyangka suaminya tewas dan meminta Cina dihukum. "Saya salah menilai dan mempercayai Cina. Mereka harus dihukum," ujarnya

Hal senada disampaikan oleh Kishore Singh, ayah dari salah satu tentara yang tewas di lembah Galwan. Ia berkata, India harus berani melawan Cina walaupun Cina memiliki militer yang lebih kuat. "Perkelahian ini harus dihentikan. Cina mungkin punya tentara yang lebih kuat, namun India bisa bersatu untuk melawan jika mereka terus menyerang kami," ujar Singh

Berdasarkan keterangan dari tentara India yang berhasil bertahan, Cina bertarung menggunakan bambu runcing ketika bertarung di lembah Galwan. Sementara tentara India, kata mereka, mengandalkan tongkat dan batu. Padahal, apabila mengacu pada kesepakatan di tahun 1990, kedua pihak tidak boleh membawa senjata berbahaya.

Kelompok nasionalis garis keras India, Partai Bharatiya Janata, mendukung Ojha perihal perlunya hukuman untuk Cina. Ia mengusulkan Modi untuk memboikot produk-produk impor dari Cina sekaligus memutus kontrak dengan bisnis-bisnis di sana.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apakah ada korban dari pihak Cina.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

21 jam lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

22 jam lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

1 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

1 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

2 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya