Profesor Harvard Jalani Sidang Soal Koneksi Pemerintah Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 17 Juni 2020 10:35 WIB

Gedung Baker Library, Harvard Business School di kampus Harvard University di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, 30 Juni 2015. Harvard University, merupakan perguruan tertua di Amerika Serikat, berdiri pada 1636. Victor J. Blue/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Boston – Seorang profesor dari Universitas Harvard mengaku tidak bersalah terkait tuduhan telah berbohong kepada otoritas Amerika Serikat mengenai hubungannya dengan program rekrutmen oleh pemerintah Cina dan pendanaan untuk riset.

Charles Lieber, mantan kepala departemen Harvard bidang kimia dan biologi, mengatakan dirinya tidak bersalah dalam kesaksian lewat konferensi video untuk persidangan federal di Boston, Amerika Serikat.

“Pengacaranya, Marc Mukasey, mengatakan Lieber akan melawan tuduhan ini sambil menegaskan pemerintah keliru soal ini,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 16 Juni 2020.

Kasus Lieber ini merupakan salah satu kasus penting yang muncul dari hasil investigasi kementerian Hukum AS.

Investigasi ini untuk mengusut pengaruh pemerintah Cina di dalam kampus di tengah merebaknya kekhawatiran akan aktivitas mata-mata dan pencurian hak kekayaan intelektual oleh pemerintah Cina.

Advertising
Advertising

Investigasi ini terkait dengan program pemerintah Cina yaitu Program Seribu Talenta.

Otoritas AS menuding program ini merupakan upaya pemerintah Cina untuk mengundang tenaga ahli dan peneliti asing ke Cina.

Otoritas Beijing berharap para talenta ini mau berbagai pengetahuan teknis dengan imbalan seperti dana riset.

Jaksa menuding Lieber menjadi ilmuwan strategis di Universitas Teknologi Wuhan, Cina, pada 2011.

Lieber juga diduga telah mengikuti Program Seribut Talenta. Lieber mendapat bayaran US$50 ribu atau sekitar Rp700 juta per bulan.

Dia juga mendapatkan tunjangan biaya hidup hingga US$158 ribu atau sekitar Rp2.2 miliar.

Lieber juga mendapat bantuan dana riset senilai US$1.5 juta atau sekitar Rp21 miliar untuk membuat laboratorium.

Hubungan Amerika dan Cina memburuk dalam sejumlah front seperti penyadapan komputer dan jaringan telekomunikasi.

AS dan Cina juga berkonflik dalam perebutan pengaruh di Laut Cina Selatan.

Isu lainnya yang membuat kedua negara ekonomi terbesar nomor satu dan dua ini bersaing adalah soal demokrasi di Hong Kong, dan kedaulatan Taiwan.

Berita terkait

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

26 menit lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

5 jam lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

9 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

1 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

2 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

2 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

2 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

2 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

2 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya