Polisi Selandia Baru Keliru Beri Izin Senjata ke Brenton Tarrant?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Selasa, 16 Juni 2020 13:32 WIB

Seorang petugas polisi berpatroli di depan Masjid Al Noor, Selandia Baru, seusai insiden penembakan massal oleh pelaku teroris Brenton Tarrant. Stuff

TEMPO.CO, Auckland - Departemen Polisi Selandia Baru melakukan sejumlah kesalahan saat mengeluarkan izin senjata api kepada pelaku penembakan massal Brenton Tarrant.

Tarrant, yang sedang menjalani proses hukum di Pengadilan Christchurch, menembak jamaah dua masjid yaitu Masjid Al Noor dan Masjid Linwood pada 15 Maret 2020.

Sebanyak 51 orang tewas tertembak di lokasi atau saat penanganan medis di rumah sakit.

“Polisi keliru memberi izin penggunaan senjata api kepada pelaku teroris 15 Maret,” begitu dilansir Stuff pada Selasa, 16 Juni 2020.

Tarrant mengaku bersalah atas tindakan brutalnya itu, yang merupakan peristiwa penembakan massal terparah dalam sejarah Selandia Baru, di pengadilan.

Advertising
Advertising

Menurut Stuff, polisi yang bertugas mengecek latar belakang Tarrant tidak melakukan tugasnya saat pria asal Australia itu mengajukan izin senjata pada 2017.

“Polisi juga tidak mewawancarai anggota keluarga pelaku seperti yang diharuskan. Malah, polisi mengandalkan keterangan dua pria yang bertemu dengan teroris ini lewat ruang obrol di Internet,” begitu dilansir Stuff.

Keduanya adalah seorang ayah dan putranya di Cambridge.

Lalu, kesalahan ini dibiarkan saja dan polisi mengeluarkan izin senjata api. Ini membuat Tarrant bisa menumpuk senjata api semi-otomatis, yang kemudian digunakan untuk membunuh 51 orang.

“Masalah ini sebenarnya bisa dihindari. Jika polisi menangani sejumlah isu terkait pengelolaan senjata api bertahun-tahun lalu. Ini seharusnya bisa dihindari,” kata sumber dari kepolisian baik polisi aktif dan mantan polisi kepada Stuff.

Masalah ini bersifat sistemik karena petugas polisi yang memeriksa aplikasi izin senjata api merasa kewalahan akibat banyaknya pengajuan izin.

“Petugas polisi sering menelpon koleganya di mabes polisi mengeluhkan beban kerja yang sangat banyak. Petugas polisi diminta memproses pengajuan izin senjata dengan cepat,” kata salah satu sumber polisi kepada Stuff.

Parlemen Selandia Baru baru saja menyetujui undang-undang reformasi senjata pai kedua pada pekan ini. Sebelumnya, mereka telah melarang penjualan senjata api semi-otomatis setelah serangan teroris itu.

Partai Selandia Baru Pertama dan Partai Buruh bersepakat memisahkan proses pemberian izin senjata pai dari polisi. Ada satu badan khusus yang akan memproses pemberian izin senjata api.

Berita terkait

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

1 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

1 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

1 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

1 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

2 hari lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

3 hari lalu

Seleb TikTok Galih Loss Tampak Gundul Setelah Jadi Tahanan, Adakah Aturan Menggunduli Tahanan?

Setelah ditangkap karena kasus penistaan agama, seleb TikTok Galih Loss tampak tampil gundul. Bagaimana aturan menggunduli tahanan?

Baca Selengkapnya

Judi Online: Seperti Menghadapi Hantu hingga Menarget hanya Operator Level Bawah

4 hari lalu

Judi Online: Seperti Menghadapi Hantu hingga Menarget hanya Operator Level Bawah

Pengamat kepolisian dari ISESS Bambang Rukminto mengatakan problem pemberantasan judi online tak menyentuh akar masalah

Baca Selengkapnya

Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

4 hari lalu

Ada Luka Tembak di Kepala Brigadir RA yang Ditemukan Tewas di dalam Mobil Alphard di Mampang

Polisi menemukan luka tembak di pelipis kanan kepala Brigadir RA yang tembus ke bagian kiri kepala, bahkan hingga ke atap mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

4 hari lalu

Brigadir RA Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Alphard di Jakarta Selatan, Polisi Duga Bunuh Diri

Polisi menyimpulkan sementara Brigadir RA tewas karena bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

4 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya