PM Australia Sangkal Perbudakan dan Tolak Penurunan Patung

Kamis, 11 Juni 2020 16:50 WIB

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara selama konferensi pers bersama yang diadakan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Admiralty House di Sydney, Australia, 28 Februari 2020. [REUTERS / Loren Elliott / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, membuat pernyataan mengejutkan. Ketika mengikuti diskusi perihal sejarah pendudukan oleh Inggris, Ia mengklaim Australia tidak memiliki sejarah perbudakan. Uniknya, ia mengakui bahwa masa-masa pendudukan oleh Inggris adalah salah satu periode yang brutal dalam sejarah Australia.

"Tidak pernah ada perbudakan di Australia," ujar Morrison sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 11 Juni 2020

Pernyataan Morrison tak ayal memicu berbagai kecaman, terutama dari sejarawan. Menurut mereka, sejarah perbudakan di Australia terdokumentasikan dengan sangat jelas. Oleh karenanya, kata mereka, sangat mengejutkan apabila seorang perdana menteri menyangkal sejarah itu sendiri.

Salah satu yang mengkritik Morrison adalah Sharman Stone, mantan anggota parlemen yang sekarang mengajar politik di Universitas Monash. Stone berkata, ada banyak bukti sejarah yang menunjukkan pria, perempuan, dan anak-anak diperbudak di Australia.

"Ada yang menjadi budak di usaha mutiara, perikanan, peternakan, ataupun di lingkungan domestik (perumahan)," ujar Stone.

Morrison tidak hanya menyangkal sejarah perbudakan di Australia, namun juga mengkritik gerakan menurunkan patung-patung yang dirasa rasis atau terkait perbudakan. Menurutnya, gerakan-gerakan tersebut terlalu politis.

Dari sekian banyak patung di Australia, salah satu yang hendak diturunkan karena berkaitan dengan rasialisme atau perbudakan adalah patung Edmund Barton. Barton, yang patungnya berdiri di dekat pemakaman suku Aborigin, dikenal berperan membentuk konstitusi nasional yang menegasikan hak-hak suku Aborigin.

"Motif demonstran (soal rasialisme) sebenarnya masuk akal dan adil. Namun, dorongan untuk menurunkan patung-patung itu bernada politis," ujar Morrison sebagaimana dikutip dari Reuters.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, isu rasialisme menjadi sorotan saat ini pasca kematian George Floyd di Amerika. Floyd adalah warga Minneapolis, Minnesota yang tewas kehabisan napas setelah lehernya ditindah dengan lutut personil Kepolisian setempat.

Peristiwa itu memicu efek berantai. Berbagai unjuk rasa, mulai dari soal kekerasan oleh Kepolisian hingga rasialisme sistemik, terjadi di berbagai negara. Selain itu, keberadaan patung-patung yang berkaitan dengan sejarah perbudakan atau rasialisme pun dipermasalahkan hingga mendorong penurunannya di berbagai tempat.

Australia adalah satu dari sekian banyak lokasi yang menggelar unjuk rasa anti-rasialisme.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

1 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

1 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

2 hari lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

3 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

3 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

4 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

4 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

8 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

11 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya