Kepada Kongres AS, Adik George Floyd Meminta Reformasi Kepolisian

Kamis, 11 Juni 2020 06:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah George Floyd dimakamkan, adiknya, Philonise Floyd, bersaksi di depan Kongres Amerika. Dalam kesaksiannya, Philonise meminta Kongres untuk mereformasi Kepolisian Amerika agar apa yang terjadi pada George Floyd tidak terulang.

"Saya berada di sini untuk meminta kalian mencegahnya (terulang)," ujar Philonise Floyd sebagaimana dikutip dari New York Times, Rabu, 10 Juni 2020.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, George Floyd adalah warga kulit hitam di Minneapolis, Minnesota yang meninggal setelah Kepolisian setempat menindih lehernya dengan lutut. Saat itu, Kepolisian Minneapolis menduga George Floyd menggunakan uang palsu untuk berbelanja di sebuah toko.

Kematian George Floyd menimbukan efek berantai di Amerika. Setelah memicu demonstrasi perihal kekerasan oleh Kepolisian dan rasialisme, kematian George Floyd mendorong pemerintah Amerika untuk mereformasi dan memangkas anggaran Kepolisian. Harapannya, dengan adanya kedua hal itu, Kepolisian Amerika akan lebih ramping dan angka kekerasan oleh aparat bisa ditekan.

"Saya mohon dengarkan permohonan ini, dengarkan permohonan saudara-saudara kami yang berjuang di jalanan sekarang. Warga dari berbagai latar belakang telah bersatu untuk mendorong perubahan. Hormati mereka, hormati George dengan membuat perubahan pada aparat keamanan," ujar Philonise Floyd.

Philonise Floyd tidak hanya memohon perubahan, namun juga menceritakan kembali apa yang diderita kakaknya. Ia berkata, George Floyd meninggal hanya karena dituduh menggunakan uang palsu senilai US$20 Dollar. Menurutnya, kalaupun adiknya bersalah, nyawanya tidak harus sampai melayang. "Apakah itu harga dari nyawa warga kulit hitam? US$ 20 saja?" ujar Philonise Floyd.

Kesaksian Philonise Floyd di hari Rabu merupakan bagian dari rencana anggota kongres dari Demokrat untuk membuat legislasi terkait pengawasan pada Kepolisian. Momentum itu didorong unjuk rasa anti-rasialisme dan anti-kekerasan oleh Kepolisian, disebut juga Black Lives Matter, yang terjadi di berbagai tempat.

Dalam rancangan yang disiapkan Demokrat, legislasi itu akan memberikan kemudahan melacak, memperkarakan, serta menghukum personil Kepolisian yang bertindak sewenag-wenang. Selain itu, legislasi tersebut juga ingin membatasi pendekatan kekerasan yang bisa dilakukan Kepolisian.

Republikan belum menentukan sikap konkrit soal respon mereka pada kasus George Floyd. Walau begitu, Republikan sudah menyiapkan berbagai opsi kebijakan dan telah membawanya ke Presiden Amerika Donald Trump untuk mendapatkan dukungan. Hal itu menyusul jatuhnya elektabilitas Trump pasca komentar-komentarnya soal kematian George Floyd.

ISTMAN MP/ NEW YORK TIMES

Berita terkait

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

8 jam lalu

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

Kasus sejumlah nasabah yang mengklaim dananya hilang bermula ketika mereka menempatkan dana di BTN melalui pegawai perseroan.

Baca Selengkapnya

Sengketa Pileg, KPU Tegaskan Tak Ada Pengalihan Suara Demokrat ke PKB di Dapil Jateng 5

1 hari lalu

Sengketa Pileg, KPU Tegaskan Tak Ada Pengalihan Suara Demokrat ke PKB di Dapil Jateng 5

Kuasa hukum KPU mengatakan, berdasarkan analisis hasil pemilihan, tidak ada penambahan suara sebagaimana yang dituduhkan Pemohon.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

1 hari lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

1 hari lalu

Ahok dan Anies Digadang-gadang Maju Lagi, Demokrat Berharap Pilkada Jakarta Tidak Panas Seperti Dulu

Demokrat tidak mempermasalahkan majunya kembali Anies Baswedan maupun Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

1 hari lalu

Reaksi Internal KIM atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Gerindra menyatakan Prabowo sudah mendiskusikan pembentukan presidential club sejak bertahun-tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

1 hari lalu

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

Gibran mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Luhut soal orang toxic yang jangan dibawa ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

2 hari lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

2 hari lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya