Panama Karantina Migran di Hutan untuk Cegah Virus Corona

Selasa, 9 Juni 2020 20:00 WIB

Staf medis berbicara dengan migran di kamp Lajas Blancas, di mana migran dari Afrika, Kuba, dan Haiti terjebak di kamp karena virus corona (Covid-19), selama kunjungan oleh otoritas Panama di Provinsi Darien, Panama, 5 Juni 2020.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Panama mengisolasi hampir 200 migran di kamp karantina di tengah hutan terpencil untuk menahan penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

Mayoritas migran yang dikarantina di antaranya berasal dari Afrika, Kuba, dan Haiti yang diisolasi di wilayah terpencil Panama bernama Darien.

Dikutip dari Reuters, 9 Juni 2020, selama kunjungan ke kamp Lajas Blancas pada hari Jumat, para migran yang beberapa di antaranya mengenakan masker bedah biru, berbaring di bawah terpal atau di tenda, tertutup oleh pagar rantai penghubung. Para pekerja medis yang mengenakan jubah medis, penutup rambut, dan masker mengukur suhu dan tekanan darah para migran.

Sejak Mei pihak berwenang Panama mengkarantina sekitar 90 orang yang dites positif mengidap virus corona bersama dengan anggota keluarga dan teman dekat di kamp.

Francisco Turcas, migran asal Kuba di kamp itu, mengatakan makanan yang buruk telah membuat beberapa anggota kelompok karantina sakit. Semua telah berada di fasilitas pemerintah selama berminggu-minggu sejak menyeberang ke Panama melewati hutam Amerika.

Advertising
Advertising

"Ada anak-anak, orang tua, perempuan hamil di sini. Sudah banyak yang diare," kata Turcas.

Para migran membersihkan sepatu mereka di kamp Lajas Blancas, di mana para migran dari Afrika, Kuba dan Haiti terdampar karena pandemi virus corona, selama kunjungan oleh otoritas Panama, di Provinsi Darien, Panama Dari 5 Juni 2020. [REUTERS / Abraham Teran]

Wesley Lalune, seorang migran Haiti yang telah berada di kamp-kamp sejak awal Mei, mengatakan ia dinyatakan positif mengidap virus tetapi sejak itu pulih. Dia mengatakan dia dan keluarganya puas dengan kondisi kamp.

"Setiap hari dokter datang untuk menanyakan apakah ada yang demam, apakah ada yang sakit," katanya. "Saya baik-baik saja, kurang lebih."

Migran tidak dapat meninggalkan fasilitas tanpa izin, meskipun mereka dapat membeli persediaan dari toko terdekat.

Ditanya tentang kondisi kehidupan para migran, Menteri Keamanan Panama Juan Pino mengatakan para migran berada dalam penanganan yang baik. Hanya enam dari mereka yang positif tes virus tersebut, katanya.

Sekitar 2.500 migran terdampar di Panama ketika negara-negara Amerika Latin mulai menutup perbatasan untuk menghentikan penyebaran virus corona pada bulan Maret.

Mereka ada yang datang dari tempat yang jauh seperti Republik Demokratik Kongo. Mereka mengikuti rute lewat Panama menuju Amerika Serikat yang melintasi sebagian besar Amerika Selatan dan termasuk perjalanan berbahaya dengan berjalan kaki melalui Darien Gap, hutan yang terkenal tidak tertembus, yang membentang dari Kolombia ke Panama.

Mayoritas tetap di kamp-kamp di provinsi Darien, Panama. Pino mengatakan para migran harus bersabar ketika mereka menunggu untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Mereka datang dari berbagai belahan dunia dengan tujuan menuju utara," katanya. "Mereka harus memahami bahwa sekarang semua perbatasan ditutup....karena saat ini dunia sedang menghadapi virus. Dan satu-satunya cara untuk melawannya adalah dengan menghindari mobilitas."

Pemerintah Panama akan membangun tempat penampungan baru karantina virus corona dengan kapasitas lebih dari 500 orang, kata Pino.

Sejumlah besar migran tinggal di pusat karantina lain di Darien yang disebut La Penita. Awal bulan ini, badan perbatasan nasional Panama mengatakan pihaknya memberlakukan langkah-langkah keamanan baru setelah migran mencoba kabur meninggalkan La Penita, yang terkadang berakhir dengan kekerasan.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

18 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Persidangan Panama Papers Dimulai Delapan Tahun setelah Skandal Pajak Terungkap

21 hari lalu

Persidangan Panama Papers Dimulai Delapan Tahun setelah Skandal Pajak Terungkap

Sekitar 27 orang akan diadili pada Senin 8 April 2024 atas tuduhan pencucian uang sehubungan dengan skandal penghindaran pajak Panama Papers.

Baca Selengkapnya