Demonstrasi Bela George Floyd Sebut Rasisme Adalah Virus
Senin, 8 Juni 2020 13:30 WIB
TEMPO.CO, London – Puluhan ribu warga Inggris berdemonstrasi di Ibu Kota London pada Ahad, 7 Juni 2020 untuk mengecam meninggalnya warga kulit hitam George Floyd di Amerika Serikat.
Ini merupakan demonstrasi hari kedua setelah pada Sabtu pekan lalu sekitar sepuluh ribu warga juga turun ke jalan memprotes insiden tewasnya George Floyd pada 25 Mei 2020. Demonstrasi seperti ini terjadi di sejumlah negara dengan tema 'Black Lives Matter'.
Unjuk rasa pada Sabtu sempat berlangsung ricuh saat sekelompok kecil orang bentrok dengan polisi berkuda di dekat kediaman resmi PM Boris Johnson di Downing Street.
“Rasisme adalah virus,” kata mereka sambil membawa plakat dan mengenakan masker wajah seperti dilansir Reuters pada Ahad, 7 Juni 2020.
Sejumlah demonstran berkumpul di depan gedung kantor Kedutaan Besar AS di sisi selatan dari sungai Thames. Mereka lalu berpawai melintasi sungai ini menuju parlemen dan Downing Street.
Pengunjuk rasa sempat berhenti di datas jembatan dan berlutut sambil mengatakan,”Keadilan sekarang!”
“Ini saatnya. Kita harus melakukan sesuatu. Kita menjadi lemah di Inggris tapi rasisme yang membunuh George Floyd lahir di Inggris dalam bentuk kolonialisme dan supremasi kulit putih,” kata Hermione Lake, 28 tahun.
Lake membawa plakat bertuliskan “Diamnya kulit putih = tindak kekerasan”. Dia menilai sistem rasisme harus dibersihkan. “Kita butuh reformasi masif, perubahan masif,” kata dia dalam demonstrasi memprotes tewasnya George Floyd.
Pria kulit hitam George Floyd tewas setelah ditangkap polisi kulit putih pada 25 Mei 2020. Polisi itu sempat menindih leher belakang Floyd selama sekitar 9 menit, yang membuatnya kesulitan bernapas.