Colin Powell Dukung Biden, Sebut Trump Ancaman Demokrasi
Senin, 8 Juni 2020 10:38 WIB
TEMPO.CO, Washington – Bekas Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Colin Powell, bergabung dengan sejumlah tokoh Partai Republik dan pimpinan militer mengritik Presiden Donald Trump.
Powell mengumumkan sikap politiknya di tengah protes nasional di AS terkait tewasnya seorang warga kulit hitam bernama George Floyd, 46 tahun, akibat tindak kekerasan seorang polisi kulit putih di Minnesota, AS, pada 25 Mei 2020.
Powell menyebut Trump selalu berbohong dan mulai meninggalkan Konsititusi AS.
Bekas Menlu AS pada era Presiden George W. Bush ini mengatakan Trump menjadi ancaman bagi demokrasi Amerika.
Powell mengatakan dia akan memilih Joe Biden pada Pemilihan Presiden AS pada November 2020.
“Saya tidak bisa mendukung Presiden Trump pada tahun ini," kata Powell, yang tidak memilih Presiden dari Partai Republik itu pada 2016, seperti dilansir Reuters pada Ahad, 7 Juni 2020.
Kritik ini muncul saat AS sedang menghadapi tiga krisis sekaligus yaitu merebaknya demonstrasi nasional memprotes tindak kekerasan polisi terhadap pria kulit hitam dan kaum perempuan.
Krisis kedua adalah pandemi virus Corona atau Covid-19 yang masih berlangsung.
Dan krisis ketiga krisis ekonomi yang terjadi akibat wabah COvid-19 ini.
Soal ini, Trump menanggapi lewat cuitan di Twitter bahwa Powell merupakan seorang yang bersikap kaku.
“Dia bertanggung jawab membawa kita ke Perang Timur Tengah, yang menjadi bencana,” kata Trump.
Dia melanjutkan,”Tidakkah Powell mengatakan Irak memiliki senjata pemusnah massal? Mereka tidak punya tapi kita tetap pergi PERANG.”
Selain Powell, pensiunan Jenderal Jim Mattis, yang pernah menjadi menteri Pertahanan, juga menuding Trump sengaja berusaha memecah belah negara.
Bekas Kepala Staf Gabungan Militer AS, Michael Mullen, dan Martin Dempsey juga menyayangkan cara Trump menangani kerusuhan terkait protes tewasnya George Floyd.