Kementerian Kehakiman Amerika Menggugat Penjual Masker Palsu

Sabtu, 6 Juni 2020 17:35 WIB

Ilustrasi Masker. REUTERS/Kai Pfaffenbach/Illustration/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehakiman Amerika Serikat menggugat sebuah perusahaan pembuat masker asal Cina karena menjual hampir setengah juta masker N95 palsu dan di bawah standar kepada para konsumen di Amerika Serikat. Penjualan masker palsu itu terjadi pada April 2020 atau saat pandemik virus corona melanda Negeri Abang Sam tersebut.

Dalam sebuah gugatan yang dimasukkan ke pengadilan federal di Brooklyn, New York, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengatakan perusahaan King Year Packaging and Printing yang bermarkas di Kota Guangdong, Cina, mengakui telah mengirimkan tiga kali masker N95 kepada sejumlah pembeli di Amerika Serikat. Masker itu diperlukan untuk melindungi tim medis dan tenaga kesehatan lainnya dari virus corona.

Ilustrasi sarung tangan dan masker (Pixabay.com)

King Year Packaging and Printing mengklaim sebanyak 495 .200 masker itu dikirim sudah sesuai standar N95, padahal tidak benar. Perusahaan itu juga dengan salah mengklaim mendapat sertifikasi dari US National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). Dalam gugatan yang diajukan kepada importir masker itu, mereka diminta membayar ganti rugi lebih dari US$ 1 juta atau Rp 14 miliar yang harus dibayar kepada perusahaan-perusahaan pembeli masker itu di Amerika.

Advertising
Advertising

“Tuduhan yang dilayangkan dalam gugatan ini memperlihatkan sebuah pengabaian terang-terangan bagi standar keamanan warga Amerika,” kata anggota FBI, Douglas Korneski, yang menginvestigasi kesepakatan pembelian masker ini, seperti dikutip dari english.alarabiya.net.

Menurut Korneski, jika bukan karena timnya melakukan investigasi, pelaku mungkin telah menempatkan tenaga medis, pegawai rumah sakit dan para petugas di garda terdepan penanganan Covid-19 dalam bahaya karena peralatan yang salah demi uang.

Perusahaan asal Cina itu dituntut dengan empat dakwaan yang diantaranya mengimpor barang yang salah dan produk kesehatan yang di bawah standar serta berbuat kesalahan pada Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat. Setiap tuntutan bisa terkena hukuman denda hingga US$ 500 ribu atau Rp Rp 7 miliar. Jumlah uang denda itu dua kali lipat dari penghasilan perusahaan tersebut dari menjual masker.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

12 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

20 jam lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

21 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya