Dikerjai Oposisi, Rapat Lagu Kebangsaan Cina di Hong Kong Ditunda

Kamis, 4 Juni 2020 15:03 WIB

Ketua Eksekutif Hong Kong Carrie Lam tiba untuk menyampaikan pidato kebijakan tahunannya, sebagai protes anggota parlemen pro-demokrasi, di Dewan Legislatif di Hong Kong, Cina, 16 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat parlemen soal aturan lagu kebangsaan Cina di Hong Kong kembali ditunda. Gara-garanya, dua anggota parlemen dari kubu oposisi melemparkan cairan berbau tajam ke kursi ketua. Padahal, parlemen mengagendakan rapat hari ini bisa menyelesaikan voting aturan terkait.

Dikutip dari South China Morning Post, kedua anggota parlemen yang melempar cairan tersebut adalah Eddie Chu Hoi-dick dan Raymond Chan Chi-chuen. Atas aksinya, mereka diarak keluar oleh petugas keamanan atas perintah ketua komisi, Starry Lee Wai-king.

"Itu adalah cairan pupuk, sama dengan yang digunakan anggota Partai Demokrat Ted Hui Chi-fung pada pekan lalu," ujar Chu sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Kamis, 4 Juni 2020.

Chu menjelaskan, aksi tersebut ia lakukan karena dua hal. Pertama, sebagai bentuk protes terhadap aturan agu kebangsaan Cina. Aturan itu mengatur secara tegas bagaimana warga Hong Kong harus menyikapi lagu kabangsaan Cina. Berbagai hal mulai dari penggunaan dalam iklan komersil, menggubah ulang, parodi, hingga sikap hormat diatur di dalamnya. Pelanggar akan didenda US$ 6,380.

Alasan kedua, kata Chu, untuk memperingati peristiwa Tiananmen yang terjadi 31 tahun lalu. Pemerintah Hong Kong diketahui melarang warganya untuk memperingati peristiwa Tiananmen pada hari ini. Hal itu menimbulkan berbagai protes walau pemerintah berdalih hal itu terkait pengendalian virus Corona. Warga dikabarkan memberontak dari aturan tersebut dan akan tetap menyelenggarakannya di seluruh penjuru kota Hong Kong, meski dengan cara berbeda.

"Kita tidak akan pernah memaafkan tindakan Partai Komunis Cina yang membunuh warganya sendiri 31 tahun lalu tanpa pernah diadili. Rezim yang akan selamanya bau amis," ujar Chu.

Menanggapi aksi Chu cs, anggota parlemen Hong Kong dari kubu pemerintah, Wong Ting-kwong, menyebut aksi kubu oposisi memalukan dan tidak beradab. Selain itu, alih-alih mendorong anggota parlemen lainnya untuk mendukung mereka, Ting-kwong mengatakan aksi Chu cs malah membuat mereka ketakutan. "Cairan tersebut bisa menimbulkan reaksi alergik di ruang parlemen," ujar Ting-kwong.

Sebelum rapat ditunda, kubu pemerintah menolak 21 amandemen yang diajukan kubu oposisi terkait aturan lagu kebangsaan Cina. Oposisi mencoba meringankan beban hukuman bagi mereka yang melanggar aturan tersebut.

ISTMAN MP | SOUTH CHINA MORNING POST

News link: https://www.scmp.com/news/hong-kong/politics/article/3087524/hong-kong-national-anthem-law-debate-again-delayed

Berita terkait

69 Tahun Chow Yun Fat, si "Dewa Judi" yang Selalu Klimis

5 jam lalu

69 Tahun Chow Yun Fat, si "Dewa Judi" yang Selalu Klimis

Aktor Chow Yun Fat akan berulang tahun ke 69 pada 18 Mei 2024. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

9 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

3 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

3 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

3 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

4 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

4 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

5 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya