Lockdown, Restoran Ini Gulung Tikar Setelah 84 Tahun Beroperasi

Senin, 1 Juni 2020 06:00 WIB

Peter Tan, 47 tahun, menutup restorannya See Kong Ooi karena kena dampak MCO atau lockdown yang diberlakukan Pemerintah Malaysia. Sumber: The Star/Asia News Network/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peter Tan, 47 tahun, tak bisa menutupi kesedihannya saat restoran warisan keluarga yang sudah beroperasi 84 tahun harus tutup untuk selama-lamanya. Lockdown atau pembatasan gerak (MCO) yang diberlakukan Pemerintah Malaysia telah menjadi pukulan telak bagi restoran See Kong Ooi, yang dinahkodai oleh Tan.

Restoran See Kong Ooi menyediakan menu masakan tradisional masyarakat Hainan dan Hokkien. Tan adalah generasi ketiga dari keluarganya yang meneruskan usaha rumah makan itu. See Kong Ooi tak bisa lagi membendung dampak lockdown terhadap aktivitas bisnisnya.

“Saya membutuhkan keberanian untuk mengambil keputusan menutup bisnis ini,” kata Tan, seperti dikutip dari asiaone.com.

Restoran See Kong Ooi yang dikelola Tan berlokasi di Transfer Road, Malaysia. Rumah makan itu tutup persis sejak diberlakukannya lockdown atau MCO oleh Pemerintah Malaysia per Maret 2020.

“Pelanggan kami biasanya suka makan di tempat karena makanan kami memang lebih enak disantap saat masih hangat. Kami tidak memberikan layanan pesan – antar atau dibungkus karena makanan akan menjadi dingin dan rasanya menjadi kurang lezat. Kami tidak bisa menghasilkan uang karena makanan kami tidak enak lagi,” kata Tan.

Advertising
Advertising

Tan menceritakan, banyak pelanggannya datang ke restorannya karena cita rasa yang autentik. Mereka juga ingin bernostalgia dan menikmati suasana kota tua tempat restorannya berlokasi.

Di masa kejayaannya, restoran See Kong Ooi memiliki 14 pegawai, jumlah itu termasuk chef, asisten dapur dan Tan sebagai pengelola restoran. Restoran itu awalnya didirikan oleh kakek Tan yang bernama Tan Kong Chye, seorang warga negara Cina yang merantau dari Fuzhou, Cina ke Malaysia.

Awalnya, restoran See Kong Ooi hanyalah sebuah kedai kopi yang kecil yang menjual aneka minuman dan roti bakar. Pembeli mereka biasanya para tamu hotel-hotel yang ada di sepanjang Transfer Road. Pada 1970-an, baru See Kong Ooi memperluas bisnis dengan menjual lauk matang, nasi dan bubur.

Menurut Toon Koon Ku, Wakil Presiden Asosiasi Kedai Kopi dan pemilik rumah makan Foodchow, sudah lebih dari 40 persen anggota asosiasi itu menghentikan bisnisnya untuk sementara. Sebab mereka tidak yakin bagaimana menghadapi standar operasional selama Malaysia memberlakukan lockdown. Keputusan itu juga diambil karena mereka tidak mau mengambil risiko dan memilih menunggu sampai MCO (lockdown) dicabut, baru memulai lagi bisnis restoran mereka.

Berita terkait

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

1 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

2 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

2 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

2 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

3 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

5 hari lalu

Dua Helikopter AL Malaysia Bertabrakan di Udara, 10 Orang Tewas

Dua helikopter Malaysia bertabrakan saat sedang latihan untuk perayaan Hari Angkatan Laut.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

5 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya