Salahkan Cina, Trump Perintahkan Amerika Keluar dari WHO

Sabtu, 30 Mei 2020 09:16 WIB

Presiden AS Donald Trump berbicara tentang negosiasi dengan perusahaan farmasi mengenai biaya insulin untuk manula AS di Medicare di sebuah acara di Rose Garden di Gedung Putih selama wabah penyakit virus corona (Covid-19) di Washington, AS 26 Mei 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika memutuskan untuk keluar dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Keputusan tersebut diambil oleh Presiden Donald Trump pada hari Jumat kemarin waktu Amerika. Trump, dalam pengumumannya, mengatakan bahwa keputusan pisah itu diambil setelah melihat kinerja WHO menangani virus Corona (COVID-19) dan kedekatannya dengan Cina.

"Kami sudah membuat langkah reforma yang harus dilakukan WHO (terkait perbaikan kinerja), namun mereka menolak untuk bertindak," ujar Trump sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 30 Mei 2020.

Pemutusan hubungan tersebut menjadi langkah baru dari Trump usai menarik donasinya dari WHO. Pertengahan April lalu, Trump menahan donasi ke WHO, yang besarnya US$ 400 juta, karena kecewa dengan kinerja organisasi tersebut. Trump berjanji akan mengembalikannya apabila WHO mau berbenah.

Dalam perhelatan World Health Assembly, yang digelar pertengahan Mei, Trump sempat mengingatkan WHO soal masalah donasi tersebut. Namun, saat itu, WHO tidak menggubrisnya karena Cina berkomitmen untuk menutup lubang yang ditinggalkan Amerika. Tidak main-main, Cina menjanjikan donasi sebesar US$ 2 miliar untuk dua tahun ke depan atau setara dengan total anggaran WHO di tahun 2019.

Di acara yang sama, Trump juga memberikan WHO sebuah draft reforma yang diharapkan bisa dilakukan dalam 30 hari. WHO menolaknya karena merasa reforma kinerja WHO baru bisa dilakukan setelah pandemi virus Corona (COVID-19) benar-benar terkendali. Hal itulah yang sekarang membuat Trump memutuskan untuk menghentikan keanggotaan Amerika di WHO.

"Karena mereka gagal memenuhi permintaan kami soal reforma kerja, maka kami memutus hubungan kerja sama dengan WHO. Anggaran donasi ke WHO, selanjutnya, akan dialihkan ke negara-negara yang sistem kesehatannya membutuhkan bantuan," ujar Trump menegaskan.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui bagaimana mekanisme pemutusan hubungan antara anggota dan WHO. Selain itu, WHO juga belum memberikan tanggapan terhadap keputusan Trump. Walau begitu, beberapa waktu lalu, WHO membantah tuduhan Trump bahwa WHO terlalu dekat dengan Cina.

Sementara itu, Direktur Eksekutif dari Physicians for Human Rights, Donna McKay, menganggap Trump telah bertindak gegabah dengan keluar dari WHO.

"WHO adalah wadah untuk berbagai negara bekerjasama menangani masalah kesehatan. Keluar dari WHO di saat pandemi menyerang akan menyakiti tidak hanya Amerika, tetapi juga warga di seluruh dunia," ujar McKay.

ISTMAN MP | REUTERS

Catatan redaksi: Judul artikel ini diperbaiki untuk menghindari makna yang ambigu dari judul sebelumnya.

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

19 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

21 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

1 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

1 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya