Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trump Mau Lemahkan Media Sosial dengan Perintah Eksekutif

image-gnews
Presiden AS Donald Trump berbicara tentang negosiasi dengan perusahaan farmasi mengenai biaya insulin untuk manula AS di Medicare di sebuah acara di Rose Garden di Gedung Putih selama wabah penyakit virus corona (Covid-19) di Washington, AS 26 Mei 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Presiden AS Donald Trump berbicara tentang negosiasi dengan perusahaan farmasi mengenai biaya insulin untuk manula AS di Medicare di sebuah acara di Rose Garden di Gedung Putih selama wabah penyakit virus corona (Covid-19) di Washington, AS 26 Mei 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan ia akan memperkenalkan undang-undang yang dapat membatalkan atau melemahkan undang-undang yang telah melindungi perusahaan internet, termasuk Twitter, dan Facebook.

Rancangan undang-undang yang diusulkan adalah bagian dari perintah eksekutif yang ditandatangani Trump pada Kamis sore. Trump telah menyerang Twitter karena menandai tweet-nya yang mengklaim ada kecurangan pemungutan suara melalui surat tanpa bukti. Twitter menandai tweet tersebut dengan pemeriksaan fakta.

Dengan perintah eksekutif, Trump ingin menghapus atau mengubah ketentuan undang-undang yang dikenal dengan pasal 230 yang melindungi perusahaan media sosial dari pertanggungjawaban atas konten yang diunggah oleh pengguna mereka, menurut laporan Reuters, 29 Mei 2020.

Trump mengatakan Jaksa Agung AS William Barr akan mulai menyusun undang-undang secepatnya untuk mengatur perusahaan media sosial.

Pada hari Rabu, Gedung Putih mengumumkan rencana untuk memodifikasi Pasal 230 berdasarkan salinan rancangan perintah eksekutif yang menurut para ahli tidak mungkin diloloskan secara hukum. Versi terakhir dari perintah eksekutif yang dirilis pada hari Kamis tidak memiliki perubahan besar kecuali proposal untuk undang-undang federal.

"Apa yang saya pikir bisa kita katakan adalah kita akan mengaturnya," kata Trump sebelum penandatanganan perintah eksekutif.

"Saya telah dipanggil oleh Demokrat yang ingin melakukan ini, jadi saya pikir Anda mungkin memiliki situasi bipartisan," kata Trump, yang mencalonkan diri untuk pemilu November.

Twitter tidak mengomentari perihal perintah eksekutif itu. Seorang juru bicara Google mengatakan mengubah Pasal 230 dengan cara ini akan merugikan ekonomi Amerika dan kepemimpinan globalnya pada kebebasan internet.

Juru bicara Facebook mengatakan membatalkan atau membatasi ketentuan akan membatasi lebih banyak kebebasan berpendapat online dan memaksa platform untuk menyensor apa pun yang mungkin menyinggung siapa pun.

Pernyataan Trump dan perintah eksekutifnya berupaya untuk menghindari Kongres dan pengadilan dalam mengubah Pasal 230. Ini merupakan upaya terakhir Trump untuk menggunakan wewenang kepresidenan untuk memaksa perusahaan swasta mengubah kebijakan yang ia yakini tidak menguntungkan baginya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dalam hal upaya presiden untuk membatasi komentar kritis tentang diri mereka sendiri, saya pikir seseorang harus kembali ke Undang-Undang Sedisi tahun 1798 yang membuatnya ilegal untuk mengatakan hal-hal yang salah tentang presiden dan pejabat publik tertentu lainnya," kata pengacara Amandemen Pertama Floyd Abrams.

Advokat yang lain seperti Jack Balkin, seorang profesor hukum tata negara Universitas Yale mengatakan, "Presiden sedang mencoba untuk menakuti, memaksa, mengancam, dan membujuk, perusahaan media sosial lain untuk tidak melakukan apa yang baru saja dilakukan Twitter kepadanya."

Trump, yang menggunakan Twitter hampir setiap hari untuk mempromosikan kebijakannya dan menghina lawan-lawannya, telah lama mengklaim tanpa bukti bahwa Twitter bias dan lebih condong mendukung Demokrat. Dia dan para pendukungnya telah melontarkan tuduhan yang tidak berdasar yang sama terhadap Facebook, yang digunakan kampanye presiden Trump sebagai sarana iklan.

Pasal 230 yang melindungi legalitas perusahaan media sosial sering mendapat kecaman karena bias termasuk dari anggota parlemen termasuk kritikus Big Tech Senator Josh Hawley. Para kritikus berpendapat bahwa pasal itu memberikan izin kepada perusahaan internet untuk hal-hal seperti pidato kebencian dan konten yang mendukung organisasi teror.

Perusahaan media sosial telah mendapat tekanan dari banyak pihak, baik di Amerika Serikat dan negara lain, untuk lebih mengontrol informasi yang salah dan konten berbahaya pada layanan mereka.

Kepala Eksekutif Twitter Jack Dorsey mengatakan di situs web perusahaan Rabu malam bahwa tweet presiden Trump "dapat menyesatkan orang sehingga berpikir pemilu tidak perlu mendaftar untuk mendapatkan surat suara. Tujuan kami adalah untuk menghubungkan titik-titik pernyataan yang bertentangan dan menunjukkan informasi dalam perselisihan sehingga orang dapat menilai sendiri."

Pada hari Rabu malam, Twitter terus menambahkan label pemeriksaan fakta dan label manipulasi media pada ratusan tweet.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyebut perintah eksekutif yang direncanakan Trump "keterlaluan".

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

1 hari lalu

Ilustrasi bermain sosial media di ponsel. Shutterstock.com
Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.


Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

1 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.


Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

1 hari lalu

Massa dari berbagai Kelompok Pencinta Alam melakukan aksi damai untuk memperingatai Hari Bumi, di halaman gedung KPK, Jakarta, 22 April 2015. Dengan membawa spanduk raksasa yang berisi Petisi Kelestarian Bumi Indonesia dan dibubuhi ribuan tandatangan tersebut mereka mengingatkan bahwa Merusak Alam Itu Korupsi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

2 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

3 hari lalu

Raden Ajeng Kartini. Wikipedia/Tropenmuseum
25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita


Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

4 hari lalu

Seseorang terbakar di luar gedung pengadilan tempat persidangan pidana uang tutup mulut mantan Presiden AS Donald Trump sedang berlangsung, di New York, AS, 19 April 2024, dalam tangkapan layar yang diambil dari sebuah video. Reuters TV via REUTERS
Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.


CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

4 hari lalu

Logo twitter, facebook dan whatsapp. Istimewa
CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman


Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

4 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.


Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

7 hari lalu

Ilustrasi keluarga mengisi liburan sekolah dengan camping di alam. Foto: Freepik.com/Jcomp
Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.


Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

8 hari lalu

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berunjuk rasa dengan para pendukungnya pada acara
Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani