Eks Direktur Huawei Hadapi Dakwaan Penipuan Bank di Kanada

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 Mei 2020 16:17 WIB

Meng Wanzhou, 47 tahun, Direktur Keuangan Huawei, tinggal di rumah mewah selama menjadi tahanan rumah di Vancouver, Kanada. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Direktur Keuangan Huawei Technologies, Meng Wanzhou, mengalami kekalahan di pengadilan Kanada terkait upayanya menghindari ekstradisi ke Amerika Serikat.

Dia menghadapi dakwaan penipuan bank, yang membuatnya kehilangan harapan untuk segera mengakhiri masa tahanan rumah, yang telah berlangsung selama 18 bulan di Vancouver, Kanada.

Otoritas hukum Amerika Serikat meminta ekstradisi Meng terkait dugaan memfasilitasi pembayaran pembangunan jaringan telekomunikasi di Iran lewat perbankan.

Ini terkait sanksi ekonomi AS yang diterapkan kepada Iran.

Ketua Hakim Pengadilan Superior British Columbia, Heather Holmes, memutuskan standar hukum terpenuhi soal kriminalitas ganda.

Advertising
Advertising

“Pendekatan Meng akan secara serius membatasi kemampuan Kanada untuk memenuhi kewajiban internasional dalam konteks ekstradisi terkait kejahatan penipuan dan kejahatan ekonomi lainnya,” kata Holmes seperti dilansir Reuters pada Kamis, 28 Mei 2020.

Pengacara Meng mengatakan pengadilan seharusnya menolak kasus ini karena Kanada tidak menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran.

Keputusan pengadilan Kanada ini bisa semakin memperburuk hubungan Ottawa dan Beijing.

Kedutaan Besar Cina di Kanada mengatakan,”Kanada bersekongkol dengan Amerika Serikat untuk menjatuhkan Huawei dan perusahaan teknologi canggih Cina lainnya.”

Meng merupakan warga negara Cina dan putri dari pendiri Huawei yaitu Ren Zheng.
Dia ditangkap pada Desember 2018 atas permintaan otoritas hukum AS saat pesawat yang ditumpanginya transit di Bandara Vancouver, Kanada.

AS menuding Meng melakukan penipuan perbankan yaitu menggunakan jasa Bank HSBC terkait hubungan Huawei dengan perusahaan lain yang beroperasi di Iran. Ini membuat HSBC terancam terkena sanksi dan penalti karena melanggar sanksi AS terhadap Teheran.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

11 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

12 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

13 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

17 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

18 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

20 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya