Parlemen Cina Setujui Undang-Undang Keamanan Hong Kong

Reporter

Bisnis.com

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 Mei 2020 15:55 WIB

Demonstran anti-pemerintah berkelahi dengan polisi anti huru hara selama aksi protes ketika pembahasan kedua dari undang-undang lagu kebangsaan di Hong Kong, Cina, Rabu, 27 Mei 2020. Dalam aksi yang berlangsung saat jam makan siang ini, pendemo memprotes undang-undang yang dianggap kontroversial tersebut. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Hong Kong – Parlemen Cina menyetujui keputusan pemerintah untuk melanjutkan pengesahan legislasi keamanan nasional untuk Hong Kong.

Legislasi ini telah memicu penolakan luas di Hong Kong dan dianggap sebagai bentuk intervensi baru Cina.

Pemerintah Amerika Serikat juga telah mengeluarkan peringatan keras kepada Beijing termasuk mengkaji sejumlah sanksi jika legislasi itu jadi disahkan.

Aktivis demokrasi dan sejumlah negara Barat merasa khawatir legislasi keamanan negara ini bakal mengganggu status otonomi khusus dan kebebasan demokrasi di Hong Kong.

“Anggota parlemen Cina yaitu Kongres Rakyat Nasional di Balai Agung Rakyat bertepuk tangan cukup lama setelah voting dilakukan,” begitu dilansi Reuters pada Kamis, 28 Mei 2020.

Advertising
Advertising

Voting menunjukkan 2.878 orang setuju dengan legislasi ini dan satu orang menolak. Enam orang abstain.

Lokasi Balai Agung Rakyat ini terletak di sebelah barat Lapangan Tiananmen, Beijing, Cina.

Detil dari beleid ini baru akan diumumkan beberapa pekan lagi. Beleid ini diperkirakan bakal berlaku pada September 2020.

Otoritas Beijing dan Hong Kong mengatakan tidak ada ancaman terhadap otonomi wilayah itu.

Undang-undang itu akan sangat fokus mengurusi soal keamanan.

Namun, pemerintah AS, Inggris, dan Uni Eropa telah mengekspresikan keprihatinan soal ini.

Mereka merasa khawatir beleid ini bakal mengganggu kebebasan Hong Kong, yang merupakan salah satu pusat industri keuangan dunia.

Pada Rabu, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan Hong Kong tidak lagi layak menyandang status khusus sesuai undang-undang di AS.

Ini bisa berdampak langsung pada kegiatan ekonomi di Hong Kong, yang selama ini didukung AS sehingga bisa menjadi pusat keuangan dunia.

“Tidak ada satu orang pun yang secara rasional bisa menyatakan Hong Kong memiliki otonomi penuh dari Cina setelah melihat fakta-fakta yang ada,” kata Pompeo.

Berita terkait

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

21 menit lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

2 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

5 jam lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

21 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

23 jam lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

23 jam lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

1 hari lalu

Huawei Kembali ke Posisi Atas Penguasa Pasar Ponsel di Cina

Honor dan Huawei menempati posisi pertama pangsa pasar ponsel pintar di negara asalnya, Cina., menurut IDC

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

2 hari lalu

Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

2 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya