Potret New Normal di Jepang Sehari Setelah Darurat Corona Dicabut

Rabu, 27 Mei 2020 06:30 WIB

Pramusaji menggunakan pakaian cheeeleader yang dilengkapi pelindung wajah dan sarung tangan saat melayani pengunjung sambil menari di tengah pandemi virus corona atau COVID-19 di restoran Cheers One di Tokyo, Jepang, 11 Mei 2020. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah Jepang mencabut status darurat corona, warga dipersiapkan menjalani new normal, hidup dengan virus corona.

Di Tokyo, warga mulai turun kembali ke jalan melakukan berbagai aktivitas di luar rumah setelah darurat corona dicabut.

"Saya mau pergi minum dan menghadiri konser," kata Daisuke Tominaga, seorang karyawan kantor kepada Reuters di Shibuya, salah satu kawasan tersibuk di Tokyo.

Seorang pengguna komuter, Naoto Furuki, 45 tahun, mengatakan penumpangnya jauh lebih banyak dibandingkan biasanya. Sehingga dia agak khawatir akan terjadi wabah corona gelombang kedua.

"Saya masih sedikit khawatir. Mungkin akan ada gelombang kedua wabah ini jadi kita masih perlu waspada," ujar Furuki.

Advertising
Advertising

Sementara anak-anak sekolah sudah masuk sekolah sejak pekan lalu dengan mematuhi langkah-langkah pencegahan.

Gubernur Tokyo, Yuriko Koike telah memperingatkan untuk tidak berpuas diri. Setiap orang juga harus terbiasa dengan new normal atau kebiasaan baru teleworking dan melakukan perjalanan sampai vaksin atau obat dikembangkan.

Sejumlah perusahaan memilih untuk tidak sepenuhnya lagi memberlakukan situasi seperti sebelum wabah corona terjadi. Misalnya, perusahaan diminta tetap bekerja dari rumah.

Raksasa elektronik Jepang, Sony misalnya hanya membolehkan 30 persen dari karyawannya kembali bekerja di kantor Juni ini.

Hitachi memperkerjakan 50 persen dari seluruh karyawannya untuk bekerja dari rumah.

"Kami tidak akan kembali ke gaya bekerja sebelumnya," kata Hidenobu Nakahata, pejabat eksekutif Hitaci.

"Kami akan mempercepat praktek pekerjaan baru, membuat bekerja dari rumah sebagai standar baru."

Bahkan Gubernur Bank Jepang, Haruhiko Kuroda mengatakan virus corona dapat mengubah struktur industri suatu negara dan tingkah laku orang.

Mungkin sulit untuk kembali ke jalan sebelum wabah menyerang," kata Kuroda kepada parlemen.

Saat lockdown diberlakukan secara ketat di berbagai negara, Jepang justru tidak memaksa pengusaha untuk tutup. Beberapa perusahaan malah beroperasi kembali bahkan sebelum status darurat corona dicabut.

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

3 jam lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

6 jam lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

12 jam lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

13 jam lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

1 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

1 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

1 hari lalu

2 WNI Dapat Penghargaan Bintang Jasa Musim Semi 2024 dari Jepang

2 WNI mendapat penganugerahan bintang jasa musim semi 2024 karena jasa-jasa mereka dalam memperkokoh hubungan Jepang dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

1 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

2 hari lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Irak di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Duel Timnas U-23 Jepang vs Irak akan tersaji pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar pada Selasa dinihari.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

2 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya