60 Suku Pribumi Brazil Terancam Musnah Oleh Virus Corona

Selasa, 26 Mei 2020 12:36 WIB

Masyarakat adat dari suku Mura berjalan di daerah gundul di tanah adat nondemarcated di dalam hutan hujan Amazon dekat Humaita, Negara Bagian Amazonas, Brasil 20 Agustus 2019. [REUTERS / Ueslei Marcelino]

TEMPO.CO, Jakarta - Suku pribumi di Brazil berhadapan dengan genosida akibat pandemi virus Corona (COVID-19). Dikutip dari Business Insider, buruknya penanganan Corona di Brazil membuat angka kematian di komunitas pribumi terus meningkat, bahkan melebihi persentase nasional.

"Ada bahaya laten bahwa virus Corona masuk ke dalam kawasan suku pribumi dan memicu genosida," ujar Sebastiao Salgado, aktivis pribumi Brazil, sebagaimana dikutip dari Business Insider, Selasa, 26 Mei 2020.

Menurut data terbaru dari Articulation of Indigenous Peoples of Brazil (APIB), ada 980 kasus dan 125 korban meninggal akibat virus Corona di komunitas pribumi. Dengan kata lain, angka kematiannya adalah 12,6 persen atau nyaris dua kali lipat dari persentase nasional, 6,5 persen.

Angka tersebut juga lebih besar dibandingkan data resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Brazil. Menurut Sekretariat Khusus untuk Kesehatan Masyarakat Pribumi, tercatat ada 695 kasus dan 34 kematian akibat virus Corona. APIB menjelaskan, perbedaan angka dikarenakan Pemerintah Brazil tidak menghitung masyarakat pribumi yang melakukan urbanisasi.

Dari dua data di atas, mayoritas masyarakat pribumi yang menjadi korban virus Corona adalah mereka yang tinggal di pedalaman. Menurut Salgado, kesehatan mereka yang tinggal di sana memang jarang terurus. Untuk bisa mendapatkan pertolongan pertama pun, kata ia, harus keluar dari hutan baik dengan pesawat maupun kapal. Alhasil, mereka menjadi rentan tertular virus Corona.

"Masyarakat pribumi yang berada di Amazon (misalnya) tidak memiliki perlindungan terhadap penyakit yang hanya bisa didapat dari luar (perkotaan)," ujar Salgado.

Hal senada disampaikan oleh Dinaman Tuxa, anggota masyarakat Tuxa yang juga mengkoordinir APIB. Ia menyatakan, virus Corona membuka mata banyak orang bahwa sesungguhnya ada masyarakat-masyarakat Brazil yang tidak terurus kesehatannya selama ini.

Tuxa mengaku beruntung bahwa dari 60 komunitas pribumi di Brazil, masyarakat Tuxa belum mencatatkan kasus virus Corona satu pun. Namun, melihat buruknya penanganan virus Corona di Brazil, dirinya ragu masyarakatnya bisa bertahan lama.

"Komunitas kami berada di kawasan terpencil, tempat yang sulit untuk hidup dan tanpa akses ke infrastruktur kesehatan. Rumah sakit terdekat saja, 4,5 jam perjalanan dari tempat tinggal kami," ujar Tuxa soal komunitasnya yang beranggotakan 1400 orang.

"Dengan situasi pandemi sekarang pilihan kami tidak banyak. Kami mengisolir diri, membuat batasan sosial. Kami melarang anggota untuk berpergian," ujar Tuxa menambahkan.

Presiden Brazil, Jair Bolsonaro, didesak untuk mengambil sikap. Namun, sampai sekarang, ia tetap menyepelekan kasus virus Corona demi ekonomi. Alhasil, Brazil sekarang berada di posisi kedua sebagai negara paling terdampak Corona (COVID-19). Tercatat adalah 376 ribu kasus dan 3.600 kematian di sana.

ISTMAN MP | BUSINESS INSIDER

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

15 hari lalu

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya