Kejar Deadline Vaksin Corona, Amerika Gelar Tes Besar-besaran

Sabtu, 23 Mei 2020 17:06 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO - Pemerintah Amerika berupaya memenuhi target vaksin virus Corona (COVID-19) siap sebelum akhir tahun. Untuk mencapainya, dalam waktu dekat, Amerika akan menggelar tes besar-besaran untuk menguji prototip vaksin virus Corona yang sudah ada.

Menurut Dokter Larry Corey dari Fred Hutchinson Cancer Centre, yang merancang tes vaksin Corona, kurang lebih akan ada 150 ribu orang dilibatkan dalam tes ini. Beberapa di antaranya adalah mereka yang sudah sempat menjelani tes prototip vaksin virus Corona sebelumnya. Adapun tes akan digunakan untuk menguji apakah vaksin berhasil membentuk antibody untuk melindungi tubuh dari virus Corona.

"Jika tidak ada masalah apapun (terkait ketahanan tubuh), maka kita akan lanjutkan pengembangannya," ujar Corey sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 23 Mei 2020.

Sebagaimana diketahui, pandemi virus Corona belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda sepenuhnya. Di beberapa negara, pandemi malah mengganas, baik karena pengendalian yang belum maksimal atau sikap pemerintah yang menyepelekannya. Adapun per hari ini, tercatat ada 5,3, juta kasus dan 340 ribu kematian akibat virus Corona (COVID-19) di dunia.

Agar pandemi tidak semakin menjadi-jadi, berbagai pihak sepakat untuk bekerjasama mengembangkan vaksin virus Corona. Kerjasama tersebut mulai dari berbagi data penelitian hingga saling meminjamkan jaringan tes medis mereka. Harapannya, dengan saling terbuka satu sama lain, maka pengembangan vaksin bisa dipercepat dari paling lama 10 tahun menjadi paling lama 1 tahun.

Amerika menamai skema kerjasama tersebut sebagai Operation Warp Speed. Miliaran dollar telah dikucurkan untuk membantu merealisasikannya.

Direktur National Institutes of Health, Dokter Francis Collins, mengatakan bahwa sejumlah mekanisme tes sudah disiapkan. Selain itu, vaksin Corona siapa saja yang akan dites juga sudah ditentukan jadwalnya.

Misalnya, pada Juli nanti, vaksin dari Moderna, Oxford University, serta AstraZaneca, yang akan mendapat giliran pertama untuk dites. Setelah itu, baru vaksin dari Johnson & Johnson, Sanofi, dan Merck & Co yang mendapat giliaran berikutnya.

Untuk mereka yang ingin vaksinnya diikutkan dalam tes, wajib menggelar tes awal terlebih dahulu. Paling cepat, pada libur musim panas ini. Pakar dan penasehat epidemi Pemerintah Amerika, Anthony Fauci, mengatakan tes awal diperlukan untuk memastikan prototip virus tidak memperburuk kondisi subjek sebelum diikutkan dalam tes yang lebih besar.

"Jika gejala panyakitnya memburuk, maka tidak akan diikutkan dalam tes berikutnya," ujar Fauci menegaskan.

Subjek tes juga akan diambil dari pekerja medis atau mereka yang tinggal di kluster wabah virus Corona. Adapun lokasi tes belum ditentukan. Pemerintah Amerika tidak menutup kemungkinan tes dilakukan di luar negeri, seperti Afrika, di mana wabah virus Corona-nya belum terlalu parah.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

56 menit lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

12 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

12 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

3 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya